Bukannya aku adiktif, pada mata dan tatapan hangatmu,
bukan juga pada lengkung senyum dan tawamu yang renyah,
atau sekedar pada pundak yang merayuku untuk menjadi
lebih lemah,
sama sekali bukan ..
Apa itu rindu, ah tidak pernah mampir barang sejenak,
pada piring santapan harianku, atau sekedar pada titik
sela rambutku,
begitu ringan dan mengganggu mirip si putih bandel,
aku tidak tahu, tidak juga mau merasa, tapi apalah
rindu itu,
aku seperti lupa apa pernah bercandaan sang pencipta
macam itu,
mampir ke benak dan rongga dadaku.
Sungguh menyulapku, kembali setinggi 125 centimeter,
berkuncir dua dengan bau bedak dan gulali musim panas,
dengan sepasang mata almond yang menanti hadiah Natal,
tapi pasti, dan aku yakin pasti…ini bukan rindu,
mungkin ini yang dinamakan sekedar euphoria?
Aahhh, menegang neuron otakku, tidak terima begini
rasanya,
begitu alaminyakah melesak masuk dan membuyarkan semua
pertahananku,
sehingga nyaris semua hal ingin kubagi denganmu, ingin
menyertakanmu,
atau sekedar ingin menikmati keberadaanmu dan sesekali
mendengar nafasmu,
sejak kapan hal ini masuk ke dalam prioritas hariku,
tidak bisakah aku kembali menjadi aku yang adalah aku,
atau sudah terlambat untuk memperkuat keping pertahanan
domino,
yang berisikan kewarasan, kemandirian, dan …..
Sungguh entah, mungkin sekali ini,
hanya sekali ini ya...
aku harus mengaku
ka-lah ..
You know, I don’t have to say
it right …m’kay?