Catur Pionishit
Tahukah kamu,
kalau aku tahu bahwa kamu tahu,
jauh sebelum aku bereaksi dan mengucap,
dua langkah sebelum kau berlagak tak mengerti,
tentang rasa muak dan kasihan yang menggantung,
mengapa tindakan bodoh merusak kini,
menyiakan semua yang baik dan langka ke depannya,
begitu...tak berarti.
Malam terlalu jenuh dengan kata-kata indah,
mereka hanya milik para pelacur senyum,
dengan lenggok manis dan tangan terbuka,
padahal yang satu menggenggam belati,
tak sabar menunggu pagi untuk membantai,
tiap moral lurus dari semua individu yang lengah,
yang kerap berfikir manusia tak suka menghakimi.
Kau menyurutkan langkah,
yang harusnya menyusuri cita baik,
bukan sekedar habis hari ini berlalu.
wordowords, June 2012