Monday, March 29, 2004

Petikan Harapanku


Kedewasaan seharusnya berbanding lurus dengan umur,
yang diiringi toleransi akan dunia yang tidak selalu hitam dan putih..
Mungkin rasa itu ada,namun kekhawatiran seakan berlomba menyainginya.
Jadi sekali lagi akulah kompas dalam aksi kita,sayang..
Maaf,mungkin aku lebih tepat dikatakan jangkar,
karena masih bersikukuh kita hanya lain,bukan beda..

Tak mampukah semangat membaraku menyirami ladang harapanmu?
Biarkan juga aku menggemburkannya dengan jemariku,
yang kau biarkan menari telusuri tubuhmu..
Kalau perlu kubagi dua rentang umur antara kita,
separuh untukku dan separuh lagi untuk kamu..
Sehingga kau yakin rasaku takkan habis dimakan jiwa mudaku..

Wednesday, March 24, 2004

kuasa aku tak..


Sayangku,tidakkah kau lagi mengenaliku?
Ini aku,yang terlahir sebagai seorang manusia,
tidak lain dan tidak akan pernah berubah..
Aku masih terperangkap dalam sosokku,
dan sungguh kutemukan bahwa lidahku tidak bertulang..
Namun haruskah kuselimuti kejujuran,
atau memolesnya agar terlihat lebih cantik di matamu?
Aku masih disini,sayang..
berdiri tegak dengan huruf besar di awal namaku..


life is always about making choices..

Monday, March 22, 2004

Sekali ini aku ingin bercerita..


Weekend kemarin aku ke Bali,mengagumkan betapa tempat yang hingar bingar sekalipun butuh berkontemplasi..apakah itu menjadi tradisi hari raya nyepi,ataukah dorongan nurani yang terdalam?
Aku tidak jalan kemana-mana,karena keluar kamar hotel pun harus menggunakan senter..benar-benar kota mati,namun timbul pertanyaan apa sebenarnya arti mati?

Beberapa saat yang lalu aku pernah berpikir,lebih baik aku berada dalam ketiadaan daripada tiada dalam keberadaan,mungkin dua sisi pengertian mati terletak disana..
Waktu pulang bebanku malah bertambah banyak,padahal seingatku aku tidak belanja,aku rasa di dalamnya terlipat rapih karmaku selama di Bali..


Hanya Dia,aku dan kamu yang tahu..

Thursday, March 18, 2004

rasa yang kalahkan mentari..


Rasaku yang menjalar di sekujur tubuh,
betapa kau telah mematikan inderaku..
Hanya pendengaran yang kau sisakan,
namun entah mengapa dunia terlihat lebih berwarna..

Alunan kata-katanya begitu mengalir dalam darahku,
membuatku merasa dilucuti dengan hal-hal duniawi..
Aku takkan menyesal walaupun terbitnya mentari tak lagi kunikmati,
karena rasa yang menetap ini menggantikan segalanya..
it's been a while since I left my dreams behind..


Pria yang terlahir dengan sebuah backpack di punggungnya,
teruslah menapaki dan mencari akhir dari perjalananmu..
Pun takkan tercipta belenggu dari sebuah cinta,
sebagaimana terlihat langit luas di sepasang matamu..

Tuesday, March 09, 2004

Justice is blind,mostly in the dark..


Sebagaimana manusia beritual,manifestasi pun antara ada dan tiada..
Tiada yang berhak meniup peluit layaknya wasit dalam lapangan hijau..
Siapakah aku,kamu,mereka,dan kalian yang menentukan?
Hanya Dia yang sendiri berkuasa,ataukah berkuasa karena sendiri..

Aku tidak keluar dari rahim cartoon network..
Kamu tidak terlontar dari mulut warner bros..
Mereka bukan justice league,
kalian pun tidak ada seujung kuku dari apa yang kalian pikirkan..
Keluh kesah (BUKAN!)


Aku tengah berjuang saat kau bilang cuma..
Nyawaku di ujung tanduk saat kau bilang hanya..
Betapa oh betapa,tak terberkahi hidup dalam kegelisahan,
pun ketidakpuasan dalam kepuasan..

Kutekankan sekali lagi,ini bukan keluh kesah..
Keluasan benakku takkan dapat kau jadikan sepah..
Untuk itulah otakku tersembunyi dalam rangka,
lebih berharga dari sebuah permata..

Monday, March 08, 2004

Ditelan cahaya..


Aku tengah mengapung dikelilingi cahaya yang berpendaran..
Bias warna warni yang memantul menarik paksa senja dariku..
Tidak,aku masih ingin disini..biarlah kubekukan alam dalam benakku..
Satu-satunya penawar kesunyian yang menyesapku dalam-dalam..

Sosoknya tidak terlihat,bahkan siluet pun tidak disisakan untukku..
Yang bisa kudengar hanya tolakan kakinya,tegas berirama..
Mungkinkah itu perlambang tampikkannya?
Bila iya,berikan aku anugerah seorang Bhisma,ya Sang Pencipta..

Sunday, March 07, 2004

Terbang dalam arus..


Satu lagi fase hidup kulewati,
yang dipersatukan di muara,
namun dipisahkan di cabang..

Mencoba tegar berdiri,
walau di arteri arus tak terkira,
gapai mimpi dengan terbang menghilang..


Nothing last forever in this world..

Wednesday, March 03, 2004

Tafsir yang keliru..


Aromanya seperti rumput segar yang menggelitik hidungku,
membangunkanku dari tidur singkat yang terasa berabad lamanya.
Mataku tak abis-habisnya mereguk keindahan pahatanNya,
sungguh tiada yang minimal dalam keseluruhannya.

Betapa menggoda kenikmatan semu yang ditawarkan padaku.
Sungguh,aku rela dipenjarakan dalam wujud ini selamanya,
agar sedetik menjadi semenit,dan semenit menjadi satu jam..
Namun rupanya aku salah tafsir,ternyata aku masih tertidur!
Seorang BW


Dikala para akademisi menjunjung tinggi gelarnya,
aku menemukan sumur ilmu yang jauh lebih dalam.
Dia mungkin bukan seorang doktor,ataupun ilmuwan,
dia hanyalah pensiunan marinir angkatan laut.
Namun betapa sekolah kehidupan menempa dirinya,
mengisi benaknya dan memenuhi rongga hatinya.

Dia pernah berkata,selayaknya manusia hidup dengan dua ilmu;
ilmu padi,semakin berisi semakin merunduk,
dan ilmu teratai,tetap bersinar di tengah kubangan lumpur.
Aku tidak akan lupa akan pancing pemberiannya itu,
betapa mereka lebih berharga dari segala sesuatu.


for my beloving grandfather,how I miss you so much!