Monday, May 15, 2006

Tawa untuk malam nanti

Malam nanti kuharap lebih,
dari hangat genggam tangan.
Warnai saja atmosfer suara,
belah langit yang sempurna itu,
dengan cabikan tawa mu.

Gembirakan aku malam nanti,
tanpa usungan mimpi buruk,
dan hymne duka cita.

Wednesday, May 10, 2006

Percaya tidak percaya

Boleh kau percaya,
pada sejuknya embun pagi,
teriknya siang hari,
dan malam yang membutakan.

Karena kau pernah disana,
pernah melihat, merasa,
dan dirasai.

Kau pernah juga tahu bahwa api itu panas,
saat es batu di genggaman mulai meleleh,
dan tanganmu nyaris ikut terbakar.

Tapi bagaimana bisa kuminta kau percaya?
Bahwa apa yang ada di hati ini adalah nyata,
saat kau tak bisa memegangnya?

Dan ketika kata-kata tidak absolut lagi,
bahkan yang hitam di atas putih,
bagaimana bisa aku tega,
sekedar buatmu percaya?

Aku tidak mau berjanji,
karena aku tidak bisa.
Aku hanya minta kau percaya,
pada detik ini saja.

Bahwa aku benar-benar cinta.

Saturday, May 06, 2006

Hebatnya rasa

Tidak ingin meniti awan,
menebak ringan tubuh hingga nanti.

Enggan bernafas dari celah lapisan air tanah,
terlindungi dan bebas dari mahkluk besar saja.

Hanya mau stabil,
biasa-biasa saja,
jadi manusia normal.

Friday, May 05, 2006

Bermain layangan

Tidak perlu kau tunggu bayu,
langkahkan kaki ke atas bukit,
sebisa mungkin saat senja.

Tak perlu juga kau tabung amal,
harap-harap cemas kan capai surga.

Hari ini juga, aku berikan layang-layang.
Bukan yang di ujungnya beragam,
dengan jenis bebean, pecuk, atau janggan.

Hanya dengan surga di ujung layangan.
Kutarik hingga rapat ke bumi,
dalam pelukanmu.

Thursday, May 04, 2006

Tanpa helaian

Dimana kamu?
Yang bisa meyakinkan,
adalah tidak apa-apa,
tidur hanya berselimutkan langit.

Menerpa dingin dengan semangat esok,
dan jadikan tanah tumpuan yang kokoh.

Tuesday, May 02, 2006

Mimpi-mimpi

Ada mimpi,
di telinga kiri.
Bekas semalam,
saat cerita disulam.

Kubisikkan,
pelan saja.

Masih tersisa,
lelerannya pada dagu,
atau di sudut bibir tepatnya.

Yang datang darimu,
dan mampir di mulutku.

Kubisikkan,
cukup pelan saja.

Monday, May 01, 2006

Kini

Tidak perlu ada lama dan baru.
Dahulu dan sekarang,
lalu buanglah penanggalan.

Semua tak penting,
apalagi yang tak pasti,
kalau sekarang ada kamu.

Tepat di pelukku,
di rangkum mata hatiku.