Monday, February 28, 2005

Maya


Jarak yang sungguh menipu,
karna bola menyala bukanlah matari.
Hampir sama dengan arakan kelabu,
yang tak selalu mega.


Lalu datang sunyi dan sepi,
sisakan serpihan suasana marak.
Jatuh dikala senja tak berwarna jingga,
dan rinai yang mengiringi lazuardi.
Tersiar merata


Seperti ada yang mengerling beku,
pada sudut ruang yang biru.
Mencuri sedikit sinar keemasan,
hingga luruh semua kepantasan.
Wacana rasa


Aku rindu, pada rangkaian kata sederhana,
dijabarkan dengan begitu perkasa,
dan manis yang lebihi nira..
Nama


Tersebutlah mereka semua paksi,
maka tak bebaslah penyair itu dari awan kelabu.
Semata oleh ribuan kepakan sayap,
dan hati yang terluka.
Akur


Kutambahkan do re mi pada seloka.
Agar kau tahu bahwa kau maha indah,
di balik arti bijaknya.
Prolog


Tatapanmu kata,
belaianmu frase,
cumbuanmu kalimat,
penetrasimu tanda seru..


Dalam setiap bincang dan wacana,
sesungguhnya kita telah bercinta!

Thursday, February 24, 2005

365


Cindai sudah mulai lusuh,
dengan warna yang memudar,
dan corak yang usang.
Baru kusadari saat dia terjatuh rentan,
rupanya marak di mataku belum tanggal.

Wednesday, February 23, 2005

Sehelai ambin


Kuharap absah,
untuk sekedar diam.
Akasara kan hilang tertiup bayu,
lembar ingatan kan usang ratusan jenak.
Rasa yang tersimpan beku,
kurasa tidak.
Lepas nadar


Mungkin aku mencandu dirimu.
Pada senyuman yang membius,
dan tatap mata yang menggoda.
Atas lebat alis, coklat kulit,
serta indah lekuk.
Kemarin bertambah satu..
Oleh jatinya dirimu dalam aku,
yang buahkan serentetan orgasme!

Tuesday, February 22, 2005

Putaran keenam


Kau itu syamsu,
dan aku bermuara padamu.
Tak sekedar orbit,
karena nanti akan lelah berputar.
Jadi buang saja lingkaran waktu itu.
Genap


Satu per dua belas kaki,
dua kutub yang berpacu.
Saling bertolak hingga tercipta daya,
dan gaduh yang tandakan netral.
Ada inti yang lebih kuat,
daripada ion sekalipun.

Saturday, February 19, 2005

Kurung tutup


Sahaya duduk merapat,
tanpa hitung penat.
Bernapas seperlunya,
membuka mata bila diminta.
Ingin segera undur diri,
melecut dari derasnya inti.
Astakona


Bila bukan di titik ini,
mungkin nanti di akhir paragraf.
Bisa jadi di penggalan kalimat,
dan juga di sela tarikan nafas.

Friday, February 18, 2005

Harmoni


Kadang aku penat,
bila kagumku terlalu jamak.
Dan apa yang terpantul,
sungguh tak sama rata.


Saat emosiku pasang,
kujajah rasa dengan seberkas ingatan.
Binar matamu yang tak habis dikulum lihatku,
rancangan estetika atas keseluruhanmu,
yang lagi-lagi buatku banjir kata-kata.
Bagas


Mungkin kau belum lepas.
Mungkin kau masih meredam.
Tapi akan aku tunggu,
walau harus membatu disini.
Sampai tibanya kau cintai aku utuh,
dan katakannya dengan lantang.
Seperti kevas yang tegar,
dan mempertahankanku.

Thursday, February 17, 2005

Kita


Melangsi di udara,
aku nyaris tak dapat mendengarnya.
Dengan gerakan secepat kilat,
lapang menyambar disana dan disini,
sungguh tak terbaca.
Hanya dapat dirasa,
jauh terbentuk oleh asa.

Tuesday, February 15, 2005

Dia bercerita..


Tak perlu menilik, sungguh..
Terbaca dengan jelas bukan,
ada kamu yang jati di dalamnya.
Bukan, bukan hanya renjana.
Ya, asa pun turut serta.
Tapi jangan luputkan sang sedu,
karna takut kau berlalu!

Sunday, February 13, 2005

Kalis


Boleh tidak nanti kutukar mirad,
dengan selembar memori tentang kita?
Setelah perai..


Merangkum kamu dalam merdekaku,
seutuh rasa yang terbius tuk pertama kalinya.
Kamu indah, dan teramat indah,
dalam kelangkaanmu..
Utama


Perada yang terbaik selalu untukmu,
entah kau sadari atau tidak.
Demikian pula semua yang merdesa,
tak terhitung berapa banyak.
Kurang jamak


Riuh dalam sepi yang membelenggu,
permainan pikiran yang sungguh suatu trik kuno.
Buat apa menciduk senyum dan tempatkan di bibir?
Masih banyak yang mesti kupikirkan,
di bias mata, di mampatan otak, di nurani terdalam,
masih banyak yang bisa kuisikan senyum..
Trial and error


Jatuh dan terseret,
siapa tahu oleh nasib baik.
Mengubah apa yang telah termaktub,
seiring dengan napas yang terpenggal,
dan memendek.
Malar dalam ingin


Siapa tahu besok tidak ada fajar lagi,
terik meluputkannya seperti secarik derita yang sama.
Jadi nikmati saja apa yang tertera di sini,
tinggi rendahnya angan dan ingin,
sampai tiba batas akhir.

Saturday, February 12, 2005

Spasi


sekerjap,
selintas,
sepenggal,
selembar,
secarik,


asa,
mimpi,
angan,
kisah,
renjana,


aku
kosong...
kamu

Friday, February 11, 2005

View


Dia yang segala saka,
maka kujadikan diri penonton.
Duduk diam nikmati gerak dan laku,
tak ingin sibakkan kelir.
Kelikir


Hujan renikku jadi pendar,
kelilingi rasa yang memudar,
singkirkan semua kelikir..

Wednesday, February 09, 2005

Honesty


Gemilang surya mengendur,
dan aku sibuk menyiasati cahya.
Jatuhkan pilihan pada sang langka,
kejujuran.
Pelakon


Dalam sebuah kisah yang kompleks,
kutemui suatu kejanggalan.
Akan pelakon yang otodidak,
mencanangkan alur yang berbeda,
berlamparan sudah.

Tuesday, February 08, 2005

Kekau


Kekau aku fajar ini,
seperti ada yang melintas hilang..
Ingin mengeriap,
atas perih,
dan lirih
.....
senyap
.....

Sunday, February 06, 2005

Gemertak rasa


Sedikit gemersik,
lalu banyak gemertak..
Disana dan disini,
tinggi dan rendah,
kering dan basah,
semuanya dalam aku..
Peredam lelah


Raga henti menua,
karna tak kupakai hitungan usia..
Untuk aku, kamu dan kita,
waktu tak nyali bergeming..

Thursday, February 03, 2005

Tak muskil


Hatiku sesak, mampat karna kau..
Sosok yang meretas sesuatu yang muskil,
tumbuhkan daya pada lapang yang tandus..
Kau isikan rasa yang utuh padaku..
Sesapan pada orgasme


Sesap dalam khayal pasti yang ternikmat,
itu jauh sebelum aku luruhkan rasa untukmu..
Kini dalam tatap mata yang terjalin,
dan relung yang bertaut,
sungguh ku orgasme!
Gaung


Telah bergeming pilar-pilar angkasa,
karna gaung yang membumi pun dahsyat..
Akan tibanya gema surga dalam tangkapan imaji,
yang kutemukan atas pencapaian terbesarku..
Kamu.

Wednesday, February 02, 2005

Lekap dalam lekang..


Ingin mengudapmu,
telusuri tiap pori yang ada..
Lekapkan aku di rasamu ya,
sampai nanti kita lekang waktu..

Kama, pasti untukmu..


Kamu menyeduh ganjar,
pada tiap kata kama yang kau lontarkan..
Bisikanmu mengumpar sukma,
tinggalkan aku termangu,
dalam haru..

Tuesday, February 01, 2005

Sweet surrender


Penjajahan yang tidak perlu, sayang..
Sudah diberikan sukarela,
sejak berabad-abad yang lalu..
Saat matari sorotkan cahyanya padamu,
yang beri bayang pada yang lain..
Dan kau luruhkan keseluruhanku..
Sepi


Terjentik emosi dalam cakrawala senja ini,
terkelupasnya memori rasa membuatku lirih..
Perih dan teramat sangat dalam,
dengan jejak membiru yang semakin kelam..

Manekin


Manekin yang dihujani kama,
melimpah ruah dengan segala baik yang ada..
Dengan senyum senyata langit biru,
rasanya buyar berserakan..