Tuesday, January 31, 2006

Gurauan sebuah lagu

Mendengarkan serangkaian lagu,
lalu deras kenangan menyapu,
tipiskan sel otak,
suburkan gairah pemimpi.

Sama dengan tangan,
dan gerakan memutar sendok,
atas partitur bernada jemu,
yang entah terdengar tak semu.

Kulelerkan pada tepi cangkir,
hingga kata per kata berhamburan,
lalu kuaduk lagi agar tidak menggumpal,
larut saja dalam cairan.

Kuteguk bersama angin sore,
dan senja yang masih usang.

Saturday, January 28, 2006

Part III

Saat tiada kabar,
mungkin kau tertidur,
maka terbius pula sebuah harap.

Ego mu,
mampu membunuhku,
dan terlebih tlah mengoyak rasa mu.
Part II

Katanya pacaran adalah terlibat,
seperti ayam dan butir telur.
Lalu pernikahan adalah komitmen,
tepat contohnya babi yang menjadi bacon.

Rupanya aku salah,
dalam libatkan diri berkomitmen.
Lalu sibuk bicara,
tentang isi setangkup sandwich.
Part I

Hujan di luar deras,
tapi tak begitu menggetarkan.
Bumi tengah berontak,
karna akar hati menggeliat,
menjejak sejuk berujung laut mati,
yang sanggup apungkan patah hati.

Sunday, January 22, 2006

Foreplay

Selamat pagi canda,
dan percakapan malu-malu.
Nampaknya semburat merah sudah kembali,
berlabuh di tepian bibir.

Wednesday, January 18, 2006

Spasi

Ada rasa sendiri,
Pada derai air hujan,
yang keliru artikan warna langit.
Mereka luruhkan emosi,
yang tak semata lekat otak.

Wednesday, January 11, 2006

Duple

Kemarin lusa,
dan mungkin hari ini,
saat kita bersama,
aku sedang menyanggam waktu.

Mungkin milik bunda,
bisa jadi kakak,
atau siapa yang terlintas benak.

Bukan untuk aku,
tapi untuk satu dan satu,
yang adalah dua.

Thursday, January 05, 2006

i don't know!

Aku memang bukan siapa-siapa,
yang hanya ingin membuatmu semuanya,
ya semuanya di depan mataku,
di hati dan pikirku.


Selamat mengarungi emosi mu,
yang entah apa,
bisa jadi aku tunggu,
atau entah apa (lagi).

Wednesday, January 04, 2006

eyes for you

Rupanya kamu juga narsis,
sibuk menciumi diri sendiri,
di pelupuk mata ku.

Monday, January 02, 2006

Dini hari

Aroma kopi mengental dalam nafas,
dan cinta dalam genggaman tangan.
Indah dunia tanpa ramai,
terbangun aku di peluk mu.
Seluas langit

Sinar mata mu adalah kerlip bintang,
yang menjadi rangka sebuah kubah,
atas apa yang nanti kunamakan rumah.