Wednesday, August 03, 2022

Rumah; Sesederhana Itu

"Seperti apa rumah yang kau idamkan?"

tanyanya sambil mengetes, 
mencoba mengukur batas toleransi,
antara lampu sinar kuning atau putih,
dengan taman atau malah tambahan carport. 

"Seperti apa surga kau dambakan?"

kutanya balik sambil meraba,
rasa yang kuingat selalu ada,
membangun pondasi bertahun-tahun,
hingga kuat dilanda air bah, 
badai serta topan.

t a k b e r g e s e r s e i n c i p u n

----------------------------------------

Seperti apa, ya seperti apa?

Manusia, homosapien yang suka berdefinisi,
membuat garis batas benar dan salah,
berjuang memberikan makna, 
sekedar untuk memposisikan. 

Mencegah kesengsaraan katanya,
bergantung pada bahagia yang itu-itu saja.

---------------------------------------------------

Seperti apa? 

Kalau kita akan menggali makna,
melekatkan arti pada sebuah kata,

kuinginkan rumah yang berhawakan damai,
dengan cukup ruang saja untuk saling merindukan,
dilengkapi meja makan dan tempat tidur yang saling membutuhkan. 

Sedari dulu,
memilih walaupun tidak membutuhkan,
membuat butuh untuk saling melekatkan,
itulah rumah dan penghuninya.

-------------------------------------

Itulah definisi rumahku.


3 Agustus 2022

Saturday, July 30, 2022

Sebuah Perjalanan

Hari ini aku pergi,

bukan hendak mencari,

tapi tuk mengkolekte..


sepotong demi sepotong,

remukan sampai serpihan,

dari apa yang pernah utuh.


Karna selama ini kubiarkan saja,

binar jadi pendar,

yang tadinya cukup jadi kurang..


dan hari ini,

aku pergi untuk pulang,

kembali menemukanku 


UTUH 


seperti pada Sabtu dini hari,

tiga puluh sembilan tahun lalu,

berdaya dalam ketidakberadaan.


Utuh dan sudah sangat cukup ♥️

Thursday, July 07, 2022

Letak Salah Paham

Jangan berani-berani;

kau salahkan waktu. 


Waktu yang linear,

waktu yang diam saja tak beraksi, 

waktu yang tak pernah punya niatan, 

lalu kau bilang.. 


sayang, kenapa baru sekarang, 

sayang, kufikir kau sudah berlalu.. 


lalu mau kapan kau sadari, 

waktu hanyalah dekorasi,

tidak pernah ia isi wacana dan asa, 

itu semua hanya olah fikir olah rasamu! 


Kau luncurkan anak panah pada lembu jantan

yang sudah mati membusuk, 

lalu kau tergopoh membawa sebilah pisau, 

menusuknya lima ratus kali, 

berharap darah segar mengucur deras. 


Sama seperti ketika nenek sibuk menata taplak putih dengan tepian brokat bunga-bunga, di tengah gaduh dan pecah polah tawa setengah lusin cucu dan binatang peliharaan, berlarian di ruangan yang sama. 


Bukan hanya olah fikir dan rasa, 

penempatanmu juga adalah bencana, kawan! 


Jadi berhenti menyalahkan waktu, 

baiklah menakar nilai yang kau bawa ke tukang gadai, 

mungkin bukan nilainya yang keliru, tapi mata yang melihatnya yang kehilangan fokus. 

Sunday, March 27, 2022

Diri & Hak Prerogatif

Katanya...

apa yang seharusnya terjadi,

sepanjang apapun jalannya,

seberliku apapun putarannya,

akan kembali layaknya hukum gravitasi.


Bisa jadi, itu bumerang.

Bisa jadi, sudah ada dalam ketentuan.


Tapi kebebasan dari teror dan rasa takut,

khawatir bahkan gusar,

rasanya begitu alami,

seperti terlahir kembali.


- Monopoli 2022