Monday, April 28, 2014

Sekali Bercela Terlalu Kian

Ada tawa meriah di lipatan bajunya,
yang ternoda dengan keringat oleh cita-cita,
sekedar ingin hidup lega sebebas-bebasnya,
bermahkotakan kehormatan selepas pintu kamar.

Ada marah membuncah di sela erangannya,
bukan suatu hal yang ditutupi atau ditakuti,
menggelegar ketika berjaya di atas,
meneriakkan seribu tanya akan kejamnya dunia.

Ada sisa gelisah di ujung kukunya,
tersembunyi jorok menggaruk isi otak yang bersih,
manusia tidak lebih dari binatang,
ketika tidak dapat mempercayai hari esok yang baru.

God and His Glory, Cipete 2014