Thursday, September 04, 2014

Canang Canang Agia

Ada yang membuncah.
Menggetarkan menggerakkan seluruh neuron untuk berceria,
beriya kata orang-orang hari ini, bersenandung tanpa alasan,
bergumam tanpa gerutuan, indahnya indah lalu kata indah tidak cukup lagi.

Karena Engkau besar dan besar pun tidak lagi bisa menampung berkat-Mu.
Mengatakan bulir keagungan seperti titik yang merangkai garis,
sempurna yang harus disempurnakan.

Adiksi yang tidak dapat dijelaskan karena tidak jelas mana kepala mana ekor,
mana telor mana ayam, mana sebab dan akibat, mana alpha mana omega.

Lepas itu melegakan, lepas itu membahagiakan, lepas itu mengembalikan.

Yours, Wijaya 4 Sept 2014

Murid Tahun Ini

Siapakah kita mengusung judul percobaan?
Pernahkah kita belajar, berhemat waktu dengan fikir,
mencoba menjadi lebih pintar, hingga patut untuk dicoba?

Ke gereja jarang-jarang, sholat bolong-bolong kayak muka abg,
berbagi, beramal, bercerita tentang kebesaran-Nya dan alam,
mungkin juga nyaris tidak pernah.

Jadi siapa kita hingga kita menyebut diri kita sedang dicoba?
Muridkah kita? Pantaskah kita?
Sepertinya guru manapun belum tentu mau mengangkat kita jadi muridnya,
jadi mari kita copot tuduhan percobaan itu,
dan berlaku baik sesederhana mungkin.

Karena alam semesta tak pernah meluputkan satu pun juga,
kita dan perbuatan kita selalu masuk dalam hitungannya.

nam myoho renge kyo, 4 September 2014