Percaya tidak percaya
Boleh kau percaya,
pada sejuknya embun pagi,
teriknya siang hari,
dan malam yang membutakan.
Karena kau pernah disana,
pernah melihat, merasa,
dan dirasai.
Kau pernah juga tahu bahwa api itu panas,
saat es batu di genggaman mulai meleleh,
dan tanganmu nyaris ikut terbakar.
Tapi bagaimana bisa kuminta kau percaya?
Bahwa apa yang ada di hati ini adalah nyata,
saat kau tak bisa memegangnya?
Dan ketika kata-kata tidak absolut lagi,
bahkan yang hitam di atas putih,
bagaimana bisa aku tega,
sekedar buatmu percaya?
Aku tidak mau berjanji,
karena aku tidak bisa.
Aku hanya minta kau percaya,
pada detik ini saja.
Bahwa aku benar-benar cinta.
No comments:
Post a Comment