Matari (ku)
Siapa yang mematikan lampu?
Ataukah di luar sana ada gerhana?
Semua tiba-tiba menjadi gelap,
nyata adanya saat kau menutup mata.
Mereka pasti mencari kamu,
karna matari yang kau sembunyikan,
tepat di balik kelopak mata.
Perempuan Senja. Suka menulis sejak mengerti S-P-O-K. Hanya saja sekarang K berganti rupa jadi Kamu. Punya hubungan cinta benci dengan tulisan, rasa dan kenangan.
Wednesday, August 30, 2006
Monday, August 28, 2006
I.
Sulit sekali mengeja mu,
ujung rambut hingga kaki,
dirangkum jadi satu nama,
dengan ribuan definisi.
Dan kelas berhitung yang selalu gagal,
dengan angka nol yang luput,
digantikan oleh satu sampai sembilan.
Selalu banyak,
dan melelahkan.
Menghitung gembira ku,
atas mu.
Sulit sekali mengeja mu,
ujung rambut hingga kaki,
dirangkum jadi satu nama,
dengan ribuan definisi.
Dan kelas berhitung yang selalu gagal,
dengan angka nol yang luput,
digantikan oleh satu sampai sembilan.
Selalu banyak,
dan melelahkan.
Menghitung gembira ku,
atas mu.
Saturday, August 26, 2006
Runaway tripper
Kamu yang kesepian,
lalu salahkan satu kota bertajuk sepi,
dan membakar-NYA hidup-hidup.
Padahal kamu yang lari dariku,
lengkap dengan satu ransel kekhawatiran.
Memberi KO pada bahagia,
hanya karna masa lalu.
Kamu yang kesepian,
lalu salahkan satu kota bertajuk sepi,
dan membakar-NYA hidup-hidup.
Padahal kamu yang lari dariku,
lengkap dengan satu ransel kekhawatiran.
Memberi KO pada bahagia,
hanya karna masa lalu.
Cinta yang mengkhawatirkan!
Sesuatu yang lebih ajaib dari topi tukang sulap.
Bukan merpati atau kelinci yang meloncat keluar.
Tapi rasa terdalam yang sangat rentan.
Hari ini merah jadi hitam,
esok putih jadi kelabu.
Katanya itu semua gara-gara cinta.
saya mulai berpikir adanya, cinta itu benar-benar tai kucing!
Sesuatu yang lebih ajaib dari topi tukang sulap.
Bukan merpati atau kelinci yang meloncat keluar.
Tapi rasa terdalam yang sangat rentan.
Hari ini merah jadi hitam,
esok putih jadi kelabu.
Katanya itu semua gara-gara cinta.
saya mulai berpikir adanya, cinta itu benar-benar tai kucing!
Wednesday, August 23, 2006
Katakan, dimana pentingnya sepasang mata?
Perduli setan dengan lampu merah,
aturan tertulis di belakang kotak obat,
novel percintaan yang terbaik.
Saya tidak butuh mata,
bahkan sepasang mata.
Karna mata hanya datangkan pilu.
Perduli setan dengan lampu merah,
aturan tertulis di belakang kotak obat,
novel percintaan yang terbaik.
Saya tidak butuh mata,
bahkan sepasang mata.
Karna mata hanya datangkan pilu.
Monday, August 21, 2006
Memar
Hati-hatiku entah tertinggal dimana,
mungkin dibalik cucian hari ini,
atau jatuh pada kerlingan mata,
berbulan-bulan yang lampau.
Hati-hatiku entah tertinggal dimana,
mungkin dibalik cucian hari ini,
atau jatuh pada kerlingan mata,
berbulan-bulan yang lampau.
Sunday, August 20, 2006
Pure heart
Putih, bersih, sama saja dengan salju,
karna kamu sendiri adalah kemurnian itu.
Tanpa mata, tanpa telinga,
dan jemari yang mengayun mesra.
Murni dalam fikirku,
lewat mata hatiku saja.
Putih, bersih, sama saja dengan salju,
karna kamu sendiri adalah kemurnian itu.
Tanpa mata, tanpa telinga,
dan jemari yang mengayun mesra.
Murni dalam fikirku,
lewat mata hatiku saja.
Sebuah hadiah panjang
Bukan hari-hari gemerlap,
suka yang berlebihan,
hingga tumpah ruah,
melebihi kadar seorang saja.
Bukan sehari, seminggu, sebulan,
yang bersinar seperti hiasan pohon natal,
dengan bintang di puncaknya,
bagai sebuah pencapaian.
Aku hanya ingin bersamamu,
walau mungkin jauh dari kerlap-kerlip itu.
Bukan hari-hari gemerlap,
suka yang berlebihan,
hingga tumpah ruah,
melebihi kadar seorang saja.
Bukan sehari, seminggu, sebulan,
yang bersinar seperti hiasan pohon natal,
dengan bintang di puncaknya,
bagai sebuah pencapaian.
Aku hanya ingin bersamamu,
walau mungkin jauh dari kerlap-kerlip itu.
Wednesday, August 16, 2006
1.)
Rebahkan sayap imajinasimu,
tancapkan kuat-kuat kesepuluh kuku jemari,
peganglah seluruh dunia tuk bersandar,
tapi rasa itu tlah jauh dan bahkan tlah lama pergi.
2.)
Hari ini kau tanyakan kenapa hujan harus turun,
lalu rumput yang tlah susah payah kau keringkan,
kembali basah dan sedikit kotor.
Itu adalah pembelajaran cuma-cuma dari alam,
agar kau tahu garis lurus dari pensil itu,
bisa dihapus olehNya.
3.)
Bahwa perempuan dan lelaki yang baik-baik,
belum tentu yang terbaik bagi kita,
sungguh pelajaran terakhir yang utama.
sebuah perenungan di bawah langit bandung...
Rebahkan sayap imajinasimu,
tancapkan kuat-kuat kesepuluh kuku jemari,
peganglah seluruh dunia tuk bersandar,
tapi rasa itu tlah jauh dan bahkan tlah lama pergi.
2.)
Hari ini kau tanyakan kenapa hujan harus turun,
lalu rumput yang tlah susah payah kau keringkan,
kembali basah dan sedikit kotor.
Itu adalah pembelajaran cuma-cuma dari alam,
agar kau tahu garis lurus dari pensil itu,
bisa dihapus olehNya.
3.)
Bahwa perempuan dan lelaki yang baik-baik,
belum tentu yang terbaik bagi kita,
sungguh pelajaran terakhir yang utama.
sebuah perenungan di bawah langit bandung...
Wednesday, August 09, 2006
Probabilitas esok
Mungkin pelangi esok takkan muncul tujuh lapis,
matari terbit sekenanya dari utara,
dan semua indah menjadi berkurang,
sedikit pun banyak.
Mungkin.
Mungkin pelangi esok takkan muncul tujuh lapis,
matari terbit sekenanya dari utara,
dan semua indah menjadi berkurang,
sedikit pun banyak.
Mungkin.
You can run, but..
Bersembunyi di balik missed call,
menghapus sms tanpa membalasnya.
Rupanya tidak mengubah rasa,
yang semakin nyata saja.
Bersembunyi di balik missed call,
menghapus sms tanpa membalasnya.
Rupanya tidak mengubah rasa,
yang semakin nyata saja.
Kebenaran ekspresi
Aku ingin menangis yang bukan menangis,
tanpa tetesan air mata karna sudah tak ada lagi,
hingga berubah menjadi darah kata,
yang tidak dapat sembuh melalui operasi.
Aku ingin tertawa yang benar tertawa,
bukan meringis dengan segukan pedih perih,
dan perut sedikit kram karena kontraksi,
bukan karna maag yang parah melanda.
Aku ingin tidak merasa ini.
Entah....maka kemari lah,
kembali lah!
Aku ingin menangis yang bukan menangis,
tanpa tetesan air mata karna sudah tak ada lagi,
hingga berubah menjadi darah kata,
yang tidak dapat sembuh melalui operasi.
Aku ingin tertawa yang benar tertawa,
bukan meringis dengan segukan pedih perih,
dan perut sedikit kram karena kontraksi,
bukan karna maag yang parah melanda.
Aku ingin tidak merasa ini.
Entah....maka kemari lah,
kembali lah!
Sunday, August 06, 2006
Tidak berpulang
Mengikhtisarkan pilihan,
sampai detik hilang dibilas resah.
Dan hujan renik tidak tentu arah,
sebagaimana angin belum ada di tempat.
Mengikhtisarkan pilihan,
sampai detik hilang dibilas resah.
Dan hujan renik tidak tentu arah,
sebagaimana angin belum ada di tempat.
Subscribe to:
Posts (Atom)