Siapakah kita mengusung judul percobaan?
Pernahkah kita belajar, berhemat waktu dengan fikir,
mencoba menjadi lebih pintar, hingga patut untuk dicoba?
Ke gereja jarang-jarang, sholat bolong-bolong kayak muka abg,
berbagi, beramal, bercerita tentang kebesaran-Nya dan alam,
mungkin juga nyaris tidak pernah.
Jadi siapa kita hingga kita menyebut diri kita sedang dicoba?
Muridkah kita? Pantaskah kita?
Sepertinya guru manapun belum tentu mau mengangkat kita jadi muridnya,
jadi mari kita copot tuduhan percobaan itu,
dan berlaku baik sesederhana mungkin.
Karena alam semesta tak pernah meluputkan satu pun juga,
kita dan perbuatan kita selalu masuk dalam hitungannya.
nam myoho renge kyo, 4 September 2014