Monday, November 28, 2005

Zat fikir (bukan zat hijau)


Dari sinarmu, aku tumbuh.
Ke kanan dan kiri,
juga banyak ke atas.
Kata mereka, aku menjalar.


Biar saja, asal bukan pengikut.
Tidak seperti si kuning itu,
kemana kau berada,
dia menghadapkan mukanya.


Nanti bila aku tinggi,
kau tak meraihku.
Karna aku ya aku.


Jadi tolong ya,
jangan cabut akarku,
tidak sekarang.

Sunday, November 20, 2005

Cook Book


Kulihat malam itu seramai pasar pagi,
dengan lusinan kaki yang berpasangan,


"yang ini berapa? itu? lalu yang ini?",
apa itu tudingan apa itu tunjukan apa itu


Bisa jadi hanya sebuah pertanyaan,
dia jual aku beli,
sampai rumah kumasak parsi.

Thursday, November 17, 2005

Re-learning


Dia seperti tertatih,
dengan mata yang terlalu,
awasi jalan setapak.


Menyolok sekali,
karna dia bungkuk,
semata beban di punggung.


Tapi tentu dia tidak bodoh.
Masa lalu tak ditinggalnya,
tapi dibungkus rapih,
dan dimasukkan ke dalam backpack.


Katanya,
aku yang sekarang ada karna masa lalu,
entah yang kelam atau cahaya,
tapi terus kubawa di punggungku,
agar aku bisa terus belajar,
dan tidak lagi jumawa.

Monday, November 14, 2005

Fixed!


Puluhan ribu kaki,
jarak merekatkan kita.


Dan kini, di bawah satu atap,
kita bersiteru dengan senada.


Aku, kamu, aku, kamu,
dan tidak pernah kita!
Lebih ini dan itu, lalu nanti..
apapun juga, tetap bukan kita.

Wednesday, November 09, 2005

"..."


Coba carikan alasan yang lebih baik,
kalau sudah bosan menatap senja,
yang sampai kapan warnanya tetap oranye.

Sunday, November 06, 2005

Primer


Cukup kirim sms,
atau angkat telpon,
minta ini dan itu,
lalu kau dapat teman,
berangkulan suka di luar sana.


Tapi yang sulit adalah rasa itu,
tepat pada (se)orang,
hanya sepasang tangan,
dan cukup sebuah hati,
untuk turut berdiam di rumah.

Wednesday, November 02, 2005

Santap sederhana


Seribu siang aku bertemu.
Dengan seribu lebih dan juga tawa.
Silih berganti tetap menyimpan malam,
tapi kemudian membuang kelam.


Hitungan satu jatuh padamu,
dan kan selalu untukmu.
Lalu bintang dan bulan jadi santap malam,
kita berdua di meja dengan tikar rumput hijau.
Kanan kiri


Aku sudah minta,
pada malaikat tak berkelamin.
Agar yang pria menjaga kemudi mu,
dan puan merawat dek mu.


Nanti kita kemudikan bersama,
dengan bisik ku di telinga mu.

Tuesday, November 01, 2005

Ara dan api


Bunga api,
tak sembarang.


Bunga api,
dari api unggun,
yang disisakan hangat malam,
walau matari datang menyapu.


Bunga api,
hiru biru hati.