Dots in spot
Setidaknya matari pernah kulihat bulat sempurna,
yang rupanya terlalu terang tuk sepasang mata ini,
tidak kini yang penuh bercak hitam kosong.
Perempuan Senja. Suka menulis sejak mengerti S-P-O-K. Hanya saja sekarang K berganti rupa jadi Kamu. Punya hubungan cinta benci dengan tulisan, rasa dan kenangan.
Saturday, February 25, 2006
Friday, February 24, 2006
Obrolan senja hari
Terima kasih,
pada nyaris birunya langit,
patahnya tangkai anggrek bulan,
yang membuatku belajar.
Daya manusia begitu kecil,
dan dunia ini begitu luas,
sampai-sampai rasa saja,
bisa berbalik memakan kita.
thanks to badai..
Terima kasih,
pada nyaris birunya langit,
patahnya tangkai anggrek bulan,
yang membuatku belajar.
Daya manusia begitu kecil,
dan dunia ini begitu luas,
sampai-sampai rasa saja,
bisa berbalik memakan kita.
thanks to badai..
Empty room
Selamat pagi,
katakan saja pada gorden,
yang bergayut mesra,
pada sekotak dua jendela mu itu.
Sudah tidak ada lagi,
kecup pipi dan peluk mesra,
lewat sinar mata di balik frame,
yang entah kau sembunyikan dimana.
Selamat pagi,
katakan saja pada gorden,
yang bergayut mesra,
pada sekotak dua jendela mu itu.
Sudah tidak ada lagi,
kecup pipi dan peluk mesra,
lewat sinar mata di balik frame,
yang entah kau sembunyikan dimana.
Thursday, February 23, 2006
Pasir dalam mata
Dari ribuan, jutaan pasir di pantai,
kenapa cuma satu partikel,
yang hinggap di mata.
Aku menikmati kelilipan itu,
mata berair, sedikit perih kurasa.
Tak melempar pandang pada lain,
tak pula mengusapmu pergi.
Dari ribuan, jutaan pasir di pantai,
kenapa cuma satu partikel,
yang hinggap di mata.
Aku menikmati kelilipan itu,
mata berair, sedikit perih kurasa.
Tak melempar pandang pada lain,
tak pula mengusapmu pergi.
Wednesday, February 15, 2006
Minimum
Ada tanya, pada setiap kata,
yang mungkin tak dilafalkan,
melalui setipis kalimat.
Mereka titik, mungkin juga garis,
yang menjelma luas permukaan danau,
dengan kejernihan serupa kristal air mata.
Ada tanya, pada setiap kata,
yang mungkin tak dilafalkan,
melalui setipis kalimat.
Mereka titik, mungkin juga garis,
yang menjelma luas permukaan danau,
dengan kejernihan serupa kristal air mata.
Sebuah papan selancar
Terkadang aku datang bersama rasa,
yang kau larikan saja dibalik ombak,
serta arus yang luputkan debaran jantung.
Sama seperti masa yang lain,
kan kupergi lekatkan satu-satu,
pada helai hijau kuning,
bisa jadi nyaris coklat,
dan hanya abu-abu.
Terkadang aku datang bersama rasa,
yang kau larikan saja dibalik ombak,
serta arus yang luputkan debaran jantung.
Sama seperti masa yang lain,
kan kupergi lekatkan satu-satu,
pada helai hijau kuning,
bisa jadi nyaris coklat,
dan hanya abu-abu.
Monday, February 06, 2006
Tidak beranjak
Bukan terlena mendengar teori,
yang bisa jadi benar adanya,
atau rintik yang mengotori bahan suede,
sepatu kesayangan di luar nanti,
dan juga tidak adanya tumpangan pulang.
Aku hanya tidak tahu,
harus pulang kemana.
Bukan terlena mendengar teori,
yang bisa jadi benar adanya,
atau rintik yang mengotori bahan suede,
sepatu kesayangan di luar nanti,
dan juga tidak adanya tumpangan pulang.
Aku hanya tidak tahu,
harus pulang kemana.
class; 21:05
Saat dingin masih kalah ngilu,
beku di dalam merajai,
bukan hawa yang panaskan,
tapi sakit yang lebih sakit,
sendiri yang lebih dari,
sebuah kata kesepian.
Saat dingin masih kalah ngilu,
beku di dalam merajai,
bukan hawa yang panaskan,
tapi sakit yang lebih sakit,
sendiri yang lebih dari,
sebuah kata kesepian.
Subscribe to:
Posts (Atom)