Ciuman senja
Gurat merah di langit senja,
sedari awal bukan sandyakala.
Hanya bisa dijabarkan perlahan,
bukan sekedar aksara yang terserak,
dari nama seorang kamu.
Perempuan Senja. Suka menulis sejak mengerti S-P-O-K. Hanya saja sekarang K berganti rupa jadi Kamu. Punya hubungan cinta benci dengan tulisan, rasa dan kenangan.
Thursday, March 30, 2006
Tuesday, March 28, 2006
Apa yang bersisa
Menulis kata beraroma cinta,
dengan ujung jemari,
dan juga tinta.
Tapi tidak lagi dengan hati,
tidak untuk malam hari ini.
Menulis kata beraroma cinta,
dengan ujung jemari,
dan juga tinta.
Tapi tidak lagi dengan hati,
tidak untuk malam hari ini.
Monday, March 27, 2006
Kata bermakna
Semua bisa tidur beralaskan kantuk,
tapi tidak bertangan kosong.
Karna tajam lidah siap sedia,
berdaya musnah pada harap seketika,
terutama saat bangun tidur.
Semua bisa tidur beralaskan kantuk,
tapi tidak bertangan kosong.
Karna tajam lidah siap sedia,
berdaya musnah pada harap seketika,
terutama saat bangun tidur.
Sunday, March 26, 2006
Gila dan cinta
Seperti gajah meta,
yang jatuh gila,
karna tersingkir,
dari kawanannya.
Dan kamu,
adalah se kawan ku,
satu-satunya.
Seperti gajah meta,
yang jatuh gila,
karna tersingkir,
dari kawanannya.
Dan kamu,
adalah se kawan ku,
satu-satunya.
Friday, March 24, 2006
Akhir yang menetap
Pada tiap qafiyah,
yang kutulis dan kau baca...
Biar lega menetap, karna hangatnya hati,
hindarkan malam pada pagi.
Pada tiap qafiyah,
yang kutulis dan kau baca...
Biar lega menetap, karna hangatnya hati,
hindarkan malam pada pagi.
Wednesday, March 22, 2006
Dejavu
Ingin kembali meramu masa depan,
dengan tawa, tangis, dan peluh asa.
Denganmu di tiap senja yang usai,
dan malam yang kian merajuk.
Rupanya aku jatuh cinta lagi,
padamu seorang.
Ingin kembali meramu masa depan,
dengan tawa, tangis, dan peluh asa.
Denganmu di tiap senja yang usai,
dan malam yang kian merajuk.
Rupanya aku jatuh cinta lagi,
padamu seorang.
Tuesday, March 21, 2006
Bias lama perempuan
Membakar dunia,
sepertinya percuma.
Dari dulu sudah penuh asap,
polusi dari kekayaan duniawi,
yang katanya dikerubuti perempuan.
Kamu hidup di duniamu sendiri,
yang rupanya jauh dari kesadaran.
Membakar dunia,
sepertinya percuma.
Dari dulu sudah penuh asap,
polusi dari kekayaan duniawi,
yang katanya dikerubuti perempuan.
Kamu hidup di duniamu sendiri,
yang rupanya jauh dari kesadaran.
Monday, March 20, 2006
Pilih dan jumlah empat
Pilih bobot,
gajah saja kalah,
mata yang merangkum semua.
Pilih kasih,
masih ada bunda,
yang tak pernah turun tahta.
Pilih tandhing,
siapa pula yang wicara,
lebih baik ku jadi penengah.
Pilih lalab,
paras rupawan bukan jaminan,
ranum usia masih bualan,
sepertinya butuh novena 7 x 7 !
Pilih bobot,
gajah saja kalah,
mata yang merangkum semua.
Pilih kasih,
masih ada bunda,
yang tak pernah turun tahta.
Pilih tandhing,
siapa pula yang wicara,
lebih baik ku jadi penengah.
Pilih lalab,
paras rupawan bukan jaminan,
ranum usia masih bualan,
sepertinya butuh novena 7 x 7 !
Thursday, March 16, 2006
Kini dan lalu
Kenapa turun hujan malam itu,
tanpa gemerisik daun menyela hening,
tidak penting lagi bagiku.
Semua telah basah,
benar-benar basah,
sedalam-dalamnya.
Kenapa turun hujan malam itu,
tanpa gemerisik daun menyela hening,
tidak penting lagi bagiku.
Semua telah basah,
benar-benar basah,
sedalam-dalamnya.
2 in 1
Kalau sudah habis tertawa,
sampai mengering air mata,
segera tarik nafas.
Dua hal yang penuh kesadaran,
dan satunya lagi sebuah kebiasaan.
Kalau sudah habis tertawa,
sampai mengering air mata,
segera tarik nafas.
Dua hal yang penuh kesadaran,
dan satunya lagi sebuah kebiasaan.
Saturday, March 11, 2006
Titik koma
Dia terus saja berlari,
sembunyi di dalam saku kemeja,
di balik lidah sepatu boot ayah,
menyatu padu di bawah lembaran karpet.
Dia terus saja berlari,
sembunyi di dalam saku kemeja,
di balik lidah sepatu boot ayah,
menyatu padu di bawah lembaran karpet.
Saturday, March 04, 2006
Up and Down
Seperti perjalanan balon udara,
yang ada di iklan-iklan.
Adrenalin naik seiring mengudara,
harum putik tertiup angin senja,
silau matari sedikit pedihkan mata.
Ah, ataukah itu embun di mata,
yang tak kuakukan air mata?
Hangat dekapmu ada,
saat telapak kaki kembali ke gelitik rumput.
Dan aku sudah belajar,
tidak ada masa depan yang pasti.
for my dearest Andry Dilindra
Seperti perjalanan balon udara,
yang ada di iklan-iklan.
Adrenalin naik seiring mengudara,
harum putik tertiup angin senja,
silau matari sedikit pedihkan mata.
Ah, ataukah itu embun di mata,
yang tak kuakukan air mata?
Hangat dekapmu ada,
saat telapak kaki kembali ke gelitik rumput.
Dan aku sudah belajar,
tidak ada masa depan yang pasti.
for my dearest Andry Dilindra
Masa depan
Untuk apa buang tenaga,
bergulat dengan ngeri,
untuk jatuh karna berlari,
sedang berjalan saja,
aku belum bisa.
Untuk apa buang tenaga,
bergulat dengan ngeri,
untuk jatuh karna berlari,
sedang berjalan saja,
aku belum bisa.
Kamu dalam pikiranku
Rontok rambutku,
komedo membandel di kelopak mata,
sembelit yang tak kunjung menghilang.
Itu kamu,
atau hanya pikiranku tentang kamu?
Yang awalnya begitu menyenangkan,
dan semakin dalam,
masih menyenangkan,
dan semakin dalam,
puncak menyenangkan,
dan semakin dalam,
hingga efeknya berbalik,
dan yang semakin dalam itu,
menjadi sedahsyat kanker!
Rontok rambutku,
komedo membandel di kelopak mata,
sembelit yang tak kunjung menghilang.
Itu kamu,
atau hanya pikiranku tentang kamu?
Yang awalnya begitu menyenangkan,
dan semakin dalam,
masih menyenangkan,
dan semakin dalam,
puncak menyenangkan,
dan semakin dalam,
hingga efeknya berbalik,
dan yang semakin dalam itu,
menjadi sedahsyat kanker!
Subscribe to:
Posts (Atom)