Hitungan Minggu
Aku ingin bersamamu tujuh hari seminggu,
tak hanya pekan lalu atau lain waktu.
Cirendeu, Mei 2007
Perempuan Senja. Suka menulis sejak mengerti S-P-O-K. Hanya saja sekarang K berganti rupa jadi Kamu. Punya hubungan cinta benci dengan tulisan, rasa dan kenangan.
Thursday, May 31, 2007
Monday, May 28, 2007
Sakit Ingatan
Hidungku buntu,
apalagi otakku.
Hanya ada sedikit kenangan,
yang buatku tersungkur.
Cirendeu, Mei 2007
Hidungku buntu,
apalagi otakku.
Hanya ada sedikit kenangan,
yang buatku tersungkur.
Cirendeu, Mei 2007
Sunday, May 27, 2007
Mata(mu) Kompas
Malam itu kau telanjang.
Kukira di balik kemejamu,
ada jawabnya.
Atau paling tidak ada petunjuk,
di dalam celanamu.
Seharusnya aku kembali ke titik awal,
mata yang memerangkapku,
dalam.
Aku pulang,
tiada tersesat.
Cirendeu, Mei 2007
Malam itu kau telanjang.
Kukira di balik kemejamu,
ada jawabnya.
Atau paling tidak ada petunjuk,
di dalam celanamu.
Seharusnya aku kembali ke titik awal,
mata yang memerangkapku,
dalam.
Aku pulang,
tiada tersesat.
Cirendeu, Mei 2007
Monday, May 21, 2007
Aku Tak Bersyarat
Dengannya kubangun pasir jadi istana.
Biar dikoyak angin, malam-malam betul,
disandera tanpa jaminan dan waktu.
Dengannya bunga jadi beku.
Diam tak lekang waktu,
dalam sebuah lagu.
Dengannya kusaksikan matari malu-malu,
turun dari tahtanya,
setelah setengah hari dirayu.
Cirendeu, Mei 2007
Dengannya kubangun pasir jadi istana.
Biar dikoyak angin, malam-malam betul,
disandera tanpa jaminan dan waktu.
Dengannya bunga jadi beku.
Diam tak lekang waktu,
dalam sebuah lagu.
Dengannya kusaksikan matari malu-malu,
turun dari tahtanya,
setelah setengah hari dirayu.
Cirendeu, Mei 2007
Saturday, May 19, 2007
Sebuah Nama
: Daddy
Bapakmu punya anak-anak lain untuk dikawinkan,
tapi bapakku hanya punya satu anak untuk diantarnya.
Berilah kehormatan itu,
seperti dia memberi nama untukmu,
yang menjadikan kita saudara.
Cirendeu, Mei 2007
: Daddy
Bapakmu punya anak-anak lain untuk dikawinkan,
tapi bapakku hanya punya satu anak untuk diantarnya.
Berilah kehormatan itu,
seperti dia memberi nama untukmu,
yang menjadikan kita saudara.
Cirendeu, Mei 2007
Judulku Belum Datang
Selepas peron mata tak bisa diam,
seperti gelisah dalam dudukku.
Sebuah perjalanan untuk apa dan bagaimana,
kembali menjadi tanda tanya.
Kenangan yang kuselipkan dalam ransel menguap tanpa permisi.
Mengusik sekumpulan cita yang kubangun di tengah riuh rendah.
Berkendara selayang pandang,
aku seperti tak tahu mau dibawa kemana.
Masih buram dan pucat warna,
seperti asap lokomotif di ujung sana.
Mungkin nanti ada jawab,
dijajakan dengan harga bervariasi,
di tiap stasiun pemberhentian.
Tinggal baik-baik aku memilih,
syukur-syukur bisa menawar.
Cirendeu, Mei 2007
Selepas peron mata tak bisa diam,
seperti gelisah dalam dudukku.
Sebuah perjalanan untuk apa dan bagaimana,
kembali menjadi tanda tanya.
Kenangan yang kuselipkan dalam ransel menguap tanpa permisi.
Mengusik sekumpulan cita yang kubangun di tengah riuh rendah.
Berkendara selayang pandang,
aku seperti tak tahu mau dibawa kemana.
Masih buram dan pucat warna,
seperti asap lokomotif di ujung sana.
Mungkin nanti ada jawab,
dijajakan dengan harga bervariasi,
di tiap stasiun pemberhentian.
Tinggal baik-baik aku memilih,
syukur-syukur bisa menawar.
Cirendeu, Mei 2007
Penanggalan Terbaik
akan kusisakan malam yang keramat untukmu
tepat di tanggal delapan belas
akan kumandikan bunga panjang kali lebar tegel batu itu
masih dengan merah mawar yang pernah kau sebar
akan kuurapi bangunan satu setengah level
yang membuat kamu lelah naik turun
menyiapkan gantungan lampu temaram katamu
akan kusisakan malam yang keramat untukmu
biar mabuk yang ciptakan euphoria
menemaniku berkhayal
seakan ada kamu dan mereka
sumber bahagiaku
sampai akhirnya
malam keramat
tak bisa diritualkan lagi
Cirendeu, Mei 2007
akan kusisakan malam yang keramat untukmu
tepat di tanggal delapan belas
akan kumandikan bunga panjang kali lebar tegel batu itu
masih dengan merah mawar yang pernah kau sebar
akan kuurapi bangunan satu setengah level
yang membuat kamu lelah naik turun
menyiapkan gantungan lampu temaram katamu
akan kusisakan malam yang keramat untukmu
biar mabuk yang ciptakan euphoria
menemaniku berkhayal
seakan ada kamu dan mereka
sumber bahagiaku
sampai akhirnya
malam keramat
tak bisa diritualkan lagi
Cirendeu, Mei 2007
Kata-kata Busuk
aku benci puisi
yang mati tertusuk duri
diam mencekam
nyaris berbau sampah
teronggok begitu saja
aku benci kata
yang sekarang mengambang
sekenanya
mengosongkan toples
mengiris belahan fikir
tapi hampa
percuma
aku benci semua
yang indah jadi buruk
aku yang ikut mati
karna kenangan sepanjang tahun
membuat kelu lidahku
memenuhi lembar putih
dengan sumpah serapah
tak lagi melahirkan
kata bahagia
yang beranak pinak
Cirendeu, Mei 2007
aku benci puisi
yang mati tertusuk duri
diam mencekam
nyaris berbau sampah
teronggok begitu saja
aku benci kata
yang sekarang mengambang
sekenanya
mengosongkan toples
mengiris belahan fikir
tapi hampa
percuma
aku benci semua
yang indah jadi buruk
aku yang ikut mati
karna kenangan sepanjang tahun
membuat kelu lidahku
memenuhi lembar putih
dengan sumpah serapah
tak lagi melahirkan
kata bahagia
yang beranak pinak
Cirendeu, Mei 2007
Sinopsis
setelah kau pergi
datanglah serombongan orang
yang lalu duduk berkeliling
putar memutar gelas seng
isinya riak bercampur darah
karna air mata sudah berkerak
Cirendeu, Mei 2007
setelah kau pergi
datanglah serombongan orang
yang lalu duduk berkeliling
putar memutar gelas seng
isinya riak bercampur darah
karna air mata sudah berkerak
Cirendeu, Mei 2007
Thursday, May 17, 2007
Yang Jadi Perkara
Lapar dan haus tak pernah jadi perkara.
Rasa menggumpal seperti darah mati ini,
yang menyurutkan langkahku.
Cirendeu, Mei 2007
Lapar dan haus tak pernah jadi perkara.
Rasa menggumpal seperti darah mati ini,
yang menyurutkan langkahku.
Cirendeu, Mei 2007
Tuesday, May 15, 2007
Jatuh Tak Mau Bangun
Jatuh kali ini terasa melegakan,
tanpa ada usaha melawan gravitasi.
Aku menikmati
jatuh (cintaku) lagi
padamu..
Cirendeu, Mei 2007
Jatuh kali ini terasa melegakan,
tanpa ada usaha melawan gravitasi.
Aku menikmati
jatuh (cintaku) lagi
padamu..
Cirendeu, Mei 2007
Saturday, May 12, 2007
Kata Berhambur Makna
Pertemukan aku dengan kejujuran,
bukan di malam-malam bias.
Yang gelap, memabukkan,
dan bertanda tanya.
Cirendeu, Mei 2007
Pertemukan aku dengan kejujuran,
bukan di malam-malam bias.
Yang gelap, memabukkan,
dan bertanda tanya.
Cirendeu, Mei 2007
Friday, May 11, 2007
Kalimat Terakhir
Akan kupinjamkan banyak pupur,
lengkap dengan concealer.
Boleh kau buang hari-harimu,
hingga habis tanggalan di dinding,
mencoba perbaiki air muka yang hancur.
Aku akan tetap disini.
Menghidupi hari-hariku,
menghapus eyeliner,
yang berulang kali rusak,
karna air mata kujadikan make up remover.
Cirendeu, Mei 2007
Akan kupinjamkan banyak pupur,
lengkap dengan concealer.
Boleh kau buang hari-harimu,
hingga habis tanggalan di dinding,
mencoba perbaiki air muka yang hancur.
Aku akan tetap disini.
Menghidupi hari-hariku,
menghapus eyeliner,
yang berulang kali rusak,
karna air mata kujadikan make up remover.
Cirendeu, Mei 2007
Satu Pesan Masuk
Perih mampir ke kotak pesanku.
Saat kukibas malahan terlempar telepon genggamku.
Lokananta, Mei 2007
Perih mampir ke kotak pesanku.
Saat kukibas malahan terlempar telepon genggamku.
Lokananta, Mei 2007
Thursday, May 10, 2007
Perjalanan Mata
Sepasang mata kecil,
berlarian menangkap cahaya.
Sampai akhirnya terantuk kerikil,
bayangan jadi kenangan.
Menemukan kembali rumah,
dalam rongga milik tetangga.
Kemang, Mei 2007
Sepasang mata kecil,
berlarian menangkap cahaya.
Sampai akhirnya terantuk kerikil,
bayangan jadi kenangan.
Menemukan kembali rumah,
dalam rongga milik tetangga.
Kemang, Mei 2007
Makan Malam
Ambil, makan, dan habiskan mataku.
Biar kegelapan menemani,
menidurkan rindu malam ini.
Kemang, Mei 2007
Ambil, makan, dan habiskan mataku.
Biar kegelapan menemani,
menidurkan rindu malam ini.
Kemang, Mei 2007
Monday, May 07, 2007
Pukul(an) Pagi
Semalam tak kupasang weker pagiku.
Mati hatiku yang tergerak mengguncang tidurku.
Cirendeu, Mei 2007
Semalam tak kupasang weker pagiku.
Mati hatiku yang tergerak mengguncang tidurku.
Cirendeu, Mei 2007
Mabuk Kata dan Anggur
I.
Biar kubuat kau mabuk,
supaya kata keluar masuk.
Dari kata lari ke rasa.
Menggelitik perutku,
mirip sayap kupu-kupu.
II.
Jangan kau diam,
nanti aku curiga.
Lewat mana anggur menyelinap masuk?
Jelas tak mungkin kau larikan,
di balik lengan kemeja.
Coba ulangi sekali lagi.
Kamu yang katanya mabuk,
karna bayangku merasuk.
Cirendeu, Mei 2007
I.
Biar kubuat kau mabuk,
supaya kata keluar masuk.
Dari kata lari ke rasa.
Menggelitik perutku,
mirip sayap kupu-kupu.
II.
Jangan kau diam,
nanti aku curiga.
Lewat mana anggur menyelinap masuk?
Jelas tak mungkin kau larikan,
di balik lengan kemeja.
Coba ulangi sekali lagi.
Kamu yang katanya mabuk,
karna bayangku merasuk.
Cirendeu, Mei 2007
Anggur Mata dan Bibir
Aku mabuk,
di tepi pantai,
bukan di atas laut.
Aku mabuk,
dengan tatapanmu.
Aku mabuk,
bahkan pada diam bibirmu.
Mata dan bibir bekerja sama.
Begitu banyak cerita,
tanpa perlu bicara.
Ak'sara, Mei 2007
Aku mabuk,
di tepi pantai,
bukan di atas laut.
Aku mabuk,
dengan tatapanmu.
Aku mabuk,
bahkan pada diam bibirmu.
Mata dan bibir bekerja sama.
Begitu banyak cerita,
tanpa perlu bicara.
Ak'sara, Mei 2007
Thursday, May 03, 2007
anak rembulan,
mana bapakmu?
kau bulat sempurna, nak
rembulan yang masih malu-malu
dikerek di malam hari
berkibar diiringi kabut perak
semilir angin mengipasi
dan aku yang menangisi
aku rindu bapakmu, nak..
rindu sekali..
tempat menghitung bulan, mei 07
mana bapakmu?
kau bulat sempurna, nak
rembulan yang masih malu-malu
dikerek di malam hari
berkibar diiringi kabut perak
semilir angin mengipasi
dan aku yang menangisi
aku rindu bapakmu, nak..
rindu sekali..
tempat menghitung bulan, mei 07
Wednesday, May 02, 2007
Sapaan dan Sarapan
Selamat pagi,
kamu menyapaku lewat berkas sinar,
yang malu-malu menerabas blinche kayu,
mengusap sedikit peluh mimpi tadi malam.
Bagaimana mimpimu,
pertanyaan yang lucu,
kembali menggelitik tanya.
Sama halnya kau berkaca,
mau pinjam tempat bedakku?
Kan kamu yang hadir,
di sela-sela mimpi,
menjemput pagi,
tanpa basa-basi.
Selamat pagi, sayang..
hanya ingin menuangkan sedikit rindu,
setetes bergantian dengan kopi kesukaanmu,
maaf kalau kurang manis sedikit asin,
aku belum bosan menangis.
tempat kenangan, mei 07
Selamat pagi,
kamu menyapaku lewat berkas sinar,
yang malu-malu menerabas blinche kayu,
mengusap sedikit peluh mimpi tadi malam.
Bagaimana mimpimu,
pertanyaan yang lucu,
kembali menggelitik tanya.
Sama halnya kau berkaca,
mau pinjam tempat bedakku?
Kan kamu yang hadir,
di sela-sela mimpi,
menjemput pagi,
tanpa basa-basi.
Selamat pagi, sayang..
hanya ingin menuangkan sedikit rindu,
setetes bergantian dengan kopi kesukaanmu,
maaf kalau kurang manis sedikit asin,
aku belum bosan menangis.
tempat kenangan, mei 07
Sampai Nanti
ubahlah pedih mu
jadi sepi ku
buatlah sakit mu
jadi derita ku
tapi tak bisa kau minta
walau ribuan kali
cinta ku
jadi
benci ku (pada mu)
cirendeu, mei 07
ubahlah pedih mu
jadi sepi ku
buatlah sakit mu
jadi derita ku
tapi tak bisa kau minta
walau ribuan kali
cinta ku
jadi
benci ku (pada mu)
cirendeu, mei 07
ceritakan kabarmu hari ini, perempuanku..
maka akan kukisahkan kebisuan yang permanen,
suara-suara yang tak pernah lagi hadir..
dulu masih ada bunga lonceng yang berdenting,
yang kau jadikan gelang di kedua lenganku..
dulu masih ada gerutuan angin yang mulai jenuh,
melihat kita berpacaran lebih lengket dari pasir pantai,
yang basah lekat di lekuk karang..
dulu masih ada langkah di antara ranting yang terinjak,
kakimu berisik betul, sayang..
jangan begitu kataku.
dulu masih ada percakapan tanpa kata,
hanya tatap mata, binar dan semburat wajah..
beruntungnya aku,
bahagianya kita,
katamu..
aku pun menjawab,
tanpa ragu,
dengan anggukan kepala..
cirendeu, mei 07
maka akan kukisahkan kebisuan yang permanen,
suara-suara yang tak pernah lagi hadir..
dulu masih ada bunga lonceng yang berdenting,
yang kau jadikan gelang di kedua lenganku..
dulu masih ada gerutuan angin yang mulai jenuh,
melihat kita berpacaran lebih lengket dari pasir pantai,
yang basah lekat di lekuk karang..
dulu masih ada langkah di antara ranting yang terinjak,
kakimu berisik betul, sayang..
jangan begitu kataku.
dulu masih ada percakapan tanpa kata,
hanya tatap mata, binar dan semburat wajah..
beruntungnya aku,
bahagianya kita,
katamu..
aku pun menjawab,
tanpa ragu,
dengan anggukan kepala..
cirendeu, mei 07
Subscribe to:
Posts (Atom)