Judulku Belum Datang
Selepas peron mata tak bisa diam,
seperti gelisah dalam dudukku.
Sebuah perjalanan untuk apa dan bagaimana,
kembali menjadi tanda tanya.
Kenangan yang kuselipkan dalam ransel menguap tanpa permisi.
Mengusik sekumpulan cita yang kubangun di tengah riuh rendah.
Berkendara selayang pandang,
aku seperti tak tahu mau dibawa kemana.
Masih buram dan pucat warna,
seperti asap lokomotif di ujung sana.
Mungkin nanti ada jawab,
dijajakan dengan harga bervariasi,
di tiap stasiun pemberhentian.
Tinggal baik-baik aku memilih,
syukur-syukur bisa menawar.
Cirendeu, Mei 2007
No comments:
Post a Comment