Lentera Kecilku..
Kau penganut eufemisme,sadarkah betapa primernya dirimu?
Dalam perjuanganku menjadi manusia yang utuh,
kau hidupkan kembali inti diriku..
Lalu datang bantahan bergulung menerpa tanpa henti,
bahkan untuk bernafas sekalipun..
Sungguh suatu daya yang tak berguna,
karena telah kumatikan rasioku..
Kubiarkan birahiku memuncak saat kutelusuri struktur bibirmu..
Mencari dan menjelajah,hingga kutemukan dirimu di relung hatiku..
Kau,yang terlahir dan dibesarkan oleh emosiku yang terintim..