Nafsu dan akal..
Semalam kutulis sebuah perbincangan,
di atas secarik kertas berwarna hitam..
Lama nian aku berhenti bersikap enggan,
dan meluruhkan angan di malam legam..
Ketidakhadiranku jangan sampai terlintas,
karena nafasku masih belum tertunda..
Aku berpikir dalam gelap, mencanangkan jalan pintas,
untuk memiliki sang rasa..
Kupinjam barang sebentar kodrat kalian,
bernafsu satu berakal sembilan..
Jadikan aku pecinta,
dan terutama bahaya..
Perempuan Senja. Suka menulis sejak mengerti S-P-O-K. Hanya saja sekarang K berganti rupa jadi Kamu. Punya hubungan cinta benci dengan tulisan, rasa dan kenangan.
Thursday, September 30, 2004
Wednesday, September 29, 2004
Canai yang perkasa..
Di celah ilalang yang tinggi menghadang,
terdengar asahan belati dengan canai..
Buyar sudah pasukan capung yang tengah menelan,
terdengar asahan belati dengan canai..
Bunyi menyibak dan pandangan mengalun..
Di celah ilalang yang tinggi menghadang,
terdengar asahan belati dengan canai..
Buyar sudah pasukan capung yang tengah menelan,
terdengar asahan belati dengan canai..
Bunyi menyibak dan pandangan mengalun..
Saturday, September 25, 2004
Hujan renik..
Hujan renik itu menakjubkan,
hanya dia yang mampu tandingi khusuknya senja..
Efeknya bombastis dalam tiap tetes yang mungil..
Ia tidak ringkih malahan mampu mengubah bentuk..
Benar-benar kunikmati saat ia menyusuri lekukku..
Kamu itu hujan renik ya?
Hujan renik itu menakjubkan,
hanya dia yang mampu tandingi khusuknya senja..
Efeknya bombastis dalam tiap tetes yang mungil..
Ia tidak ringkih malahan mampu mengubah bentuk..
Benar-benar kunikmati saat ia menyusuri lekukku..
Kamu itu hujan renik ya?
Friday, September 24, 2004
Tampak lainmu..
Ada harinya dimana kau menjadi padang rumputku,
kebun anggurku, taman bungaku,
air terjunku, lumbung padiku,
matahari pagiku, temaram senjaku,
jalan pintasku, tulang punggungku..
Di hari lain dimana kau membaur dengan angin,
tinggalkan rasa sejuk dan sedikit dorongan untuk maju,
kuanggap kau ada dalam ketiadaan..
Dan aku tidak kehilanganmu..
Ada harinya dimana kau menjadi padang rumputku,
kebun anggurku, taman bungaku,
air terjunku, lumbung padiku,
matahari pagiku, temaram senjaku,
jalan pintasku, tulang punggungku..
Di hari lain dimana kau membaur dengan angin,
tinggalkan rasa sejuk dan sedikit dorongan untuk maju,
kuanggap kau ada dalam ketiadaan..
Dan aku tidak kehilanganmu..
Molek, kamu..
Senja ini jantungku berdegup kencang,
kamu terlihat begitu sempurna,
dengan kepadatan yang tidak dibuat-buat..
Kamu lelaki dalam balutan kharisma,
yang membuatku membela diri dalam hasrat,
bahwa aku bernafsu pada sesuatu yang akmal!
Senja ini jantungku berdegup kencang,
kamu terlihat begitu sempurna,
dengan kepadatan yang tidak dibuat-buat..
Kamu lelaki dalam balutan kharisma,
yang membuatku membela diri dalam hasrat,
bahwa aku bernafsu pada sesuatu yang akmal!
Thursday, September 16, 2004
Miss you..
Senja ini aku teringat kamu,
yang masih mengalir dalam venaku..
Kamu letupkan angan yang kita bangun bersama,
cukup dengan selintasan namamu dalam benakku..
Aku rindu, sangat-sangat rindu padamu..
Senja ini aku teringat kamu,
yang masih mengalir dalam venaku..
Kamu letupkan angan yang kita bangun bersama,
cukup dengan selintasan namamu dalam benakku..
Aku rindu, sangat-sangat rindu padamu..
Wednesday, September 15, 2004
Kun faya kun..
Ada ketukan perlahan di pintuku,
menandakan aku masih bertelinga,
karena aku mendengarnya..
Ada bayangan yang mengikuti langkahku,
menandakan aku masih bermata,
karena aku melihatnya..
Diakah anak bungsu yang sempat hilang,
ataukah serigala berbulu domba yang sama?
Aku kembali pada hakekatku,
yang menjalani tanpa menghakimi,
mengalir dengan alur..
Kun faya kun!
Ada ketukan perlahan di pintuku,
menandakan aku masih bertelinga,
karena aku mendengarnya..
Ada bayangan yang mengikuti langkahku,
menandakan aku masih bermata,
karena aku melihatnya..
Diakah anak bungsu yang sempat hilang,
ataukah serigala berbulu domba yang sama?
Aku kembali pada hakekatku,
yang menjalani tanpa menghakimi,
mengalir dengan alur..
Kun faya kun!
Sunday, September 12, 2004
Egomaniac
Panas membakarku, membuatku mendidih..
Seperti ada yang menggelitik di dalam dadaku,
perlahan dan kemudian keras menggedor..
Emosi yang terdalam sungguh amarah..
Apakah ini cemburu, ataukah sesal yang membekas?
Ternyata itu hanya ego,
akan sesuatu yang pernah kugenggam..
Panas membakarku, membuatku mendidih..
Seperti ada yang menggelitik di dalam dadaku,
perlahan dan kemudian keras menggedor..
Emosi yang terdalam sungguh amarah..
Apakah ini cemburu, ataukah sesal yang membekas?
Ternyata itu hanya ego,
akan sesuatu yang pernah kugenggam..
Aku tak, kamu tak..
Terjajah dalam rindu yang kian mencabik hatiku..
Goyahkan nurani dan pengaruhi laku..
Ubahku rasional tak..
Dan semua yang tak berkumpul jadi satu, dalamku..
Resah tak, gundah tak,
sepi tak, gelap tak,
aku tak, kamu tak,
karena kita tidak lagi dua..
Terjajah dalam rindu yang kian mencabik hatiku..
Goyahkan nurani dan pengaruhi laku..
Ubahku rasional tak..
Dan semua yang tak berkumpul jadi satu, dalamku..
Resah tak, gundah tak,
sepi tak, gelap tak,
aku tak, kamu tak,
karena kita tidak lagi dua..
Monday, September 06, 2004
Renjana..
Renjana padamu membius logikaku..
Bagaimana mungkin kurantai birahi pada sesosok pria?
Pada perenungan keseribu, kudapatkan alur pikir yang pasti..
Keseluruhan inderaku hanya bisa menangkap bayangmu,
yang tiupkan nafas pada gairah yang dulu tak pernah kukenal..
Renjana padamu membius logikaku..
Bagaimana mungkin kurantai birahi pada sesosok pria?
Pada perenungan keseribu, kudapatkan alur pikir yang pasti..
Keseluruhan inderaku hanya bisa menangkap bayangmu,
yang tiupkan nafas pada gairah yang dulu tak pernah kukenal..
Subscribe to:
Posts (Atom)