Bukan surat cinta
Penaku patah, tintanya buyar,
dan sisanya menguap entah kemana.
Imajinasiku tumpul,
lembar kata berlepasan,
mungkin aku impoten.
Hanya karna kata,
tak pernah cukup.
Tak juga kabut mata,
teriak dan keringat.
Manik jiwa masih menanti,
dengan waktu yang semakin menipis.
No comments:
Post a Comment