Cze Wan Fan
Kalau ada yang bertanya,
kapan saat yang paling menyenangkan buatku,
mungkin itu jatuh pada makan malam.
Aku menikmati penantian itu denganmu.
Duduk diam dan berkata-kata.
Lima macam makanan pembuka,
kau masih dengan semburat merah di muka.
Sayur, buah, kacang-kacangan,
terkadang aku mampu buatmu tersedak,
entah apa lelucon yang kubicarakan.
(sebenarnya aku juga nyaris hilang akal!)
Menyusul tujuh macam menu utama,
kamu tidak alergi apapun,
itu yang kusuka.
Karena aku tukang makan,
walau kali ini yang makan semua inderaku,
kecuali mulutku.
Daging merah tidak terasa manis,
masih kalah dengan seutas senyummu.
Roti kukus juga tidak menarik lagi,
pipimu itu jauh lebih menggemaskan!
Yu ciu yu youk,
ada arak ada daging.
Kau sudah tenggelamkan aku,
dalam pesona matamu,
aku ini kapal yang limbung,
goncang sudah karnamu.
Tidak perlu bir atau arak,
hanya kamu sebagai kapten kapal.
Aku ingin menenggakmu,
Gan Pei! Biar habis sudah!
Sekali tenggak saja...
Entah kapan kau akan menyambut aku,
dan berkata, "Ching.."
No comments:
Post a Comment