Kaki Empat Penyaru
Kamar tidurku tidak terlalu kecil,
namun entah kenapa sekarang terlihat mungil.
Ada sebuah tempat tidur yang maha tahu,
yang punya telinga, mata dan mulut dia mengaku.
Subuh aku bangun karna gemerisik,
heran kebingungan lalu semua orang turut menilik.
Atas dasar apa aku terusik.
Malam, pulang karna lelah,
masih saja dia cari celah.
Mengeluarkan bunyi-bunyi aneh.
Tertidur entah posisi apa,
tempat tidurku selalu merasa esa.
Saya paling tahu dia sedang apa,
mimpi apa dan bersama siapa.
Mungkin besok harus kupotong kaki tempat tidurku,
biar kuyakin dia tidak lebih dari benda mati yang menyaru.
No comments:
Post a Comment