Untuk Adyaksa..
Abangku sayang,
si pembawa mimpi terbang.
Kata Ibu dia malang,
makanya terus hilang...
Dari lima belas tahun yang lalu,
menjelang tahun baru,
satu, satu, persatu...
tidak ada pinta yang baru.
Hanya ingin dengar sumbang lagu,
yang dinyanyikan asal di depan rumah,
tiap malam hingga kantuk mengajakku lengah.
Suaranya mirip suara abang,
disela batuk yang juga serupa.
Mudah-mudahan itu benar,
ya memang abang.
Sekarang abang sudah pulang.
Diberi nama, cerita dan doa.
Tapi abang masih terbang,
dengan tali di kaki dan asa didulang.
Sampai penghujung tahun ini,
mengikis pinta jadi mimpi.
Tiba-tiba sayap abang jadi sayapku,
berpindah tuan meminta keliling.
No comments:
Post a Comment