Thursday, August 25, 2005

Dua puluh enam


Pertaruhkan semua isi kantung,
sampai secarik yang melekat akhir.
Untuk satu kesempatan.


Takkan kusesali, takkan kupungkiri,
sakit membuatku lebih dalam,
disetubuhi perih kata setia.


Sudah lewatkah kereta itu?
Kenapa aku masih tetap bernafas?

No comments: