Proletarian
Kita berdiri di persimpangan jalan,
di bawah temaram lampu,
di sela ricuh lautan pejalan kaki.
Suara kita tak terdengar,
hanya berdecap-decap,
tertelan bising bunyi mesin mobil,
serta knalpot dan rongrongan vespa butut.
Mulut ku dan mu bergerak,
buka dan tutup,
mata dan jemari bertaut,
suara kita masih tak terdengar.
Sampai sepi nanti,
bulan ditelan gelap malam,
jalanan tiba lengang,
kita masih disini,
tak berkata-kata.
No comments:
Post a Comment