Perempuan Senja. Suka menulis sejak mengerti S-P-O-K. Hanya saja sekarang K berganti rupa jadi Kamu. Punya hubungan cinta benci dengan tulisan, rasa dan kenangan.
Thursday, December 18, 2008
Bukan yang pertama,
tapi mungkin yang utama.
"Mungkin nanti kata-kata itu akan sekedar mengumpar di udara,
tapi kuharap kau masih mendengar nadanya."
sms tidak tersimpan rapih di draft,
mudah-mudahan tepat sasaran.
Ada yang terpampang,
imaji berselamur lampu,
entah siapa memburamkan apa.
Ada yang merasa,
hati kian memanjang,
sepanjang harapan,
sepanjang akal yang dicelup doa.
Ada yang tak bisa kulihat,
rasa dibalik imaji,
rasa yang ciptakan imaji,
click! click! click!
Mencuri jiwa dalam tiap frame,
membuat distorsi semakin buas.
Hati-hati,
kalau hatimu cuma satu.
Hati-hati gunakan hatimu.
:: dari sebuah "film' yang melintas di depan mata,
melompati hati dari belakang ::
Kopi hitam,
sehitam-hitamnya.
Menghapus merah menganga,
sampai tuntas!
Hingga buram saja,
sehitam jelaga.
Kopi hitam,
kopi sapu tangan.
Menghapus gelisah,
sampai air mata.
Seperti amarah yang jebol,
seperti cokelat,
seperti seks.
Nowhere, Desember 2008
Rumahku,
bukan sebuah bangunan megah,
bukan pula sekumpulan orang berpakaian mewah..
Rumahku,
adalah sebuah sinar yang hangat,
namun menyejukkan..
Memberiku petunjuk seperti bintang di langit yang gelap,
menuntunku pulang tepat pada tiap langkah,
menyambutku dengan sebuah rengkuhan.
Rumahku,
adalah tempatku berpulang.
Suatu hari nanti.
Dan sekarang hanyalah fatamorgana,
yang riuh rendahnya kadang memekikkan telinga.
Cirendeu, Desember 2008
Monday, October 27, 2008
aku benci merindukanmu
sambil menyetir sepanjang jalan tol
di bawah jejeran lampu yang sengaja dipadamkan
sekedar untuk penghematan
tanpa memikirkan keselamatan jiwa
hei malam ini saatnya rasa
perduli setan dengan nyawa
aku masih benci merindukanmu
dan selalu gatal untuk bertanya
adakah kau disana
di ujung jalan tol
yang sepertinya mulai terang
setelah berbelas kilometer
dan beberapa kelokan tajam?
aku makin benci merindukanmu
ternyata hanya gardu tol
dengan petugas tol bermuka kantuk
dan tangan yang terulur malas
dua puluh ribu sekian untuk antar kota katanya
memangnya aku ini supir bus
pakai instilah antar kota
itu itu yang buatku benci
bukan sekedar kesal
apalagi aku kembali sendiri
di tengah kota ini
masih saja bodoh untuk merindukanmu
mungkin baru selesai kalau lampu kota ikut dipadamkan..
Terkadang ada luka yang membekas lama,
walau perih baru terasa.
Membuat mulut gamblang berkata,
walau bukan hal yang biasa.
Kata yang tak tertata,
menggunungkan rasa murka,
menghilangkan semua suka.
Haruskah kita tak bicara?
Atau sekedar tak punya wacana?
Cirendeu, Oktober 2008
Yesterday is late,
tomorrow is too damn far..
Today is right now,
make the right decision,
and be consistent.
Because today is a gift,
that's why we call it PRESENT.
Cirendeu, October 2008
Wednesday, October 15, 2008
Mungkin ada...
setitik,
seberkas,
sekilat.
Seperti kilat,
yang menghabiskan semua,
menyerukan titik!
Dan meninggalkan berkas,
mungkin.
Titik Poentjak (Rasa), Oktober 2008
Getting close is a distance,
getting far is a trial,
with a big possibility you'll win the game.
When you think you already have it,
and you act like one,
that's the point where you're gonna lose it.
Be a winner,
act like one,
but don't get too comfy,
that's a loser's behavior.
Poentjak, Oktober 2008
Dia adalah cermin,
dengan lorong pantul yang panjang,
yang membalas satu kebaikan,
beribu kali lipat..
Yang mengembalikan tunas harapan,
dengan pucuk ranting setinggi tepian langit,
dan tentunya lebat hijau daun.
Tidak seperti manusia,
harapan yang kita letakkan,
seperti nafas yang terlalu dekat dengan cermin,
mengembun dan memburamkan pandang.
Mengandalkan manusia,
adalah suatu pilihan.
Mengandalkan-Nya,
adalah satu-satunya jalan keluar.
Cilandak, Oktober 2008
Friday, October 03, 2008
Gadis-gadis sekarang,
mati aku bersaing warna,
sesak karna usia tengah hari.
pijar lampu malam sudah meredup,
bukan karna semangat menghilang,
tapi karna tugas esok pagi.
Masih ada hari-hari lain,
yang bisa diakhiri tawa.
Denting gelas di balik lirikan mata,
senyum simpul dan beberapa persen alkohol.
Nanti kalau kau lelah,
dan ingin berbagi cerita.
Meminta sedikit perspektif dunia,
kita bisa berbagi kesenangan,
dengan cara kita sendiri.
Sunday, September 21, 2008
letaknya hanya beberapa kaki,
dan ingatan masih lekat di hati,
hanya saja terlihat buram..
(meja makan, memakan kenangan)
Thursday, August 07, 2008
aku di halaman dua
kamu di halaman tiga
tak pernah ada percakapan
di satu halaman yang sama
aku mendahului
kamu tertinggal
begitu juga sebaliknya
kala waktu merotasi plot kita
tapi di penghujung hari
setelah semua selesai dibaca
kita selalu bertemu
saat buku kembali ditutup
bertemu tanpa pernah bersama
aku masih teringat siang itu
tidak ada yang bergerak
hanya alis dan keruh mata bercerita
semuanya diam
mungkin kita lupa bernafas
tapi bagaimana hati ini
degupnya mendominasi kebisuan
siang yang nahas itu
mana kutahu kau akan begitu
raut mukamu terlihat kaku
seperti awal kita bertemu
hari ini juga aku berhenti
melepas cinta di ujung lensa
menuang warna di klise film
katamu pecah
tidak mau lagi mengabadikan momen
kalau harus melihatmu begitu menawan
tapi jatuh di tangan lawan
aku masih teringat siang itu
mataku panas
mungkin aku yang harus berhenti
membuatmu gila seperti ini
mengenang cerita, Agustus 2008
Friday, July 25, 2008
Gelisah malam kali ini.
menderu-deru
angin
berpusar-pusar
Mimpi, mimpi....!!
Kata pucuk langit yang jadi persinggahan.
Tidurlah lelap,
pagi masih lama menarik kekangnya.
Ringkikannya yang nanti kan bangunkanmu.
Bandung, Juli 2008
Matanya kabur.
Hujan lebat pagi ini,
di balik kelopaknya.
Kemana manis?
Kemana kau pergi?
Aku sudah lama kehilangan masa lalu,
apalagi sekedar selasa ungu.
Mereka pecah dan buyar!
Di tiap pucuk pagi,
menanamkan rindu entah dimana.
Aku kehilangan rinduku.
Bandung, Juli 2008
Saturday, June 14, 2008
Halaman ini tidak akan pernah kusapu,
atau sekedar kurapihkan.
Biar semua begini adanya,
dengan cerita kita yang kian banyak,
dan senyummu yang jadi tepinya.
Halaman ini tidak akan pernah kuubah,
apalagi kujadikan mati.
Semuanya harus tumbuh,
kenangan kita, seiring dengan sesakku.
Biar semua begini adanya,
aku mati pelan-pelan,
dan halaman ini hidup selamanya.
Kenangan blogsite tua, Juni 2008
Friday, June 13, 2008
My sanctuary,
that's who you are..
Safest place in this whole wide world,
where I can be kind-hearted,
or even play another dark round.
Acting with free will,
be whoever I wanna be.
The ability to do,
or not to do anything.
My sanctuary,
where I search for a peace of mind..
You're my final destination,
what could I ask for more.
Cirendeu, Juni 2008
Tuesday, May 20, 2008
ada cerita tentang kamu
yang mengusik sunyi senyap
gelap yang melindap
membuat ku tak sadar
meraih gitar yang lama terlantar
memainkan cerita yang mirip sebuah kelakar
ada cerita tentang kamu
dengan aku di dalamnya
tapi masih saja ku tertawa
dengan tiga belas otot muka
yang tak pernah berhenti bekerja
sampai waktu habis lalu aku berair mata
semalam suntuk dari rasa lega
ada cerita tentang kamu
belum selesai ditulis
takkan habis dibaca
Cirendeu, Mei 2008
Friday, May 16, 2008
Rindu.
Seperti badai yang datang tiba-tiba.
Tanpa gejala, lalu membawa segala.
Rindu.
Seperti kematian yang menyergap.
Saat nafas kehidupan masih berderap.
Jack House, Mei 2008
Tuesday, May 13, 2008
Sebuah buku, dengan lembar-lembar yang menua,
warna kuning menyatakan usianya.
Hanya saja aku tak pernah kesulitan membacanya,
walau kata-kata yang memudar selalu melemahkan akalku.
Aku masih tertawa karna gurauan yang sama,
dengan ujung halaman terlipat,
bercak disana-sini.
Aku masih menangis pada titik koma yang sama,
bukan serupa tapi lagi-lagi sama.
Cerita yang itu-itu saja,
menjadi tempatku mereka ulang petaka,
sembari sesekali mengaku dosa.
Cilandak, Mei 2008
Saturday, May 10, 2008
Waktu lebih giat dari usia.
Di suatu senja merah dadu,
dengan bahagia aku berhenti menua,
karna telah hidup bersamamu.
Cirendeu, Mei 2008
Tuesday, April 08, 2008
Kembalikan mimpiku, hai pencuri!
Malam baru tiba, mata belum merapat,
kau ingin aku mengingat lekat-lekat.
Pada mimpi yang kuloloskan dari kedua belah paha,
yang kugantungkan di balik pintu,
dan mimpi yang kujahit kembali karena bolong.
Mimpi yang bisa kau curi begitu keluar dari cucian,
sebelum kurapihkan dengan beban hidupku,
dan keringat mataku.
Dasar penjahat!
Cirendeu, April 2008
Friday, March 28, 2008
Kau menggenangkan sejarah di biru fotomu,
membiarkan kunang-kunang terpatri dalam pigura,
dengan sinarnya yang berpendaran.
Mereka basah,
berkerlip gelisah.
Entah apa yang hendak kau pegang,
kami buram, karna jelas ingatanmu.
I believe, you're better than that =)
Cirendeu, Maret 2008
Tuesday, March 25, 2008
Dengarkan aku,
lewat derap kaki yang sama.
Saat gembira, gelisah,
marah ataupun bergairah,
bunyinya terdengar sama.
Hanya terkadang lebih cepat,
atau sesekali melompat-lompat.
Tetap sama karna sepatu darimu,
yang berkali-kali kuganti solnya,
yang tetap pudar walau baru disemir.
Aku tetap setia padamu.
Lewat sepatu tuaku,
aku selalu ingat padamu.
Cirendeu, Maret 2008
Aku tidak pernah tahu,
kapan kau akan menangis.
Ketika kau resah,
bergulung-gulung menjadi gelisah,
lalu akhirnya berujung air mata,
aku tak pernah tahu.
Aku hanya tahu kau pernah meminjam renyai hujan,
dari lembaran buku puisi yang entah,
lalu kau sembunyikan baik-baik,
tanpa ijin dan lengkap kalimat,
hanya kau yang tahu dimana.
Untuk hari besar itu, hari baik katamu,
hari yang paling pas suasana hatimu,
dimana kau rebahkan kepalamu,
dan memulai renyai hujanmu.
Aku basah, tidak hanya kemejaku,
tidak karna air matamu.
Cirendeu, Maret 2008
Wednesday, February 20, 2008
seperti lupa pada jalan pulang,
gerimis menghapus jejakku,
dan burung gereja memakan remah rotiku.
Lama betul aku tidak menulis,
seperti perempuan separuh abad,
yang duduk bersandar kekenyangan,
setelah memakan satu dunia.
Lama betul aku tidak menulis,
ataukah dunia tlah menjelma sepotong roti,
yang kukunyah perlahan sampai habis,
membuat manusia paling rakus,
ada di seberang cerminku ini?
Monday, February 18, 2008
Hanya orang besar,
yang berani dua kali berputar,
untuk kembali ke jalan yang benar.
Cirendeu, Februari 2008
Thursday, February 07, 2008
Sebanyak apapun kau menangis,
biar bulan habis dimakan malam,
kau hanya bisa menyusuri tepian sungai.
Berjalan bolak balik pun,
takkan mengubah arah alirannya.
Barito, Februari 2008
Wednesday, January 23, 2008
Kalau kau urai benang raja dengan ketujuh warnanya,
mungkin masih kalah dengan tujuh kali tujuh kali tujuh,
kombinasi warna milikmu yang tak luntur usia.
Bintaro, Januari 2008
Kulihat kau melihat dunia dilihat telanjang,
lengkap sempurna tanpa penglihatan,
tanpa terang yang kerap mencipta bayangan.
: pn
Bintaro, Januari 2008
Friday, January 18, 2008
Kau bisa tumbuh semakin tinggi,
dengan mengacuhkan semua rasa.
Jadi perempuan memang harus perasa,
bukan berarti membuang fungsi otak.
Rasa-rasanya, ini saat yang paling tepat,
untuk sedikit saja merasai.
Tebet, Januari 2008
Cemburu itu nikmat,
seperti kulit gatal kena garuk.
Cirendeu, Januari 2008