Setengah Pencuri
Kali ini aku kehilangan siang hari,
setelah kemarin malam yang jadi sasaran.
Aku juga kerap meluputkan hari-hari genap,
bahkan hari Sabat termasuk di dalamnya.
Lima belas hari tiap bulannya,
juga pada mereka yang tak bulat sempurna,
semua hilang.
Bagi dua saja keseluruhanku,
itu akan menghemat kerjamu.
Saat kau pergi dariku,
kenangan dan setengah usiaku,
turut kau kemas dalam kopermu.
for my long lost partner, cmy..
Cirendeu, Desember 2007
Perempuan Senja. Suka menulis sejak mengerti S-P-O-K. Hanya saja sekarang K berganti rupa jadi Kamu. Punya hubungan cinta benci dengan tulisan, rasa dan kenangan.
Thursday, December 27, 2007
Wednesday, December 26, 2007
Inti Diri
Kunyalakan pijar tanpa sumbu,
yang kerap bermain,
melayang-layang diayun bayu.
Kenapa kini harus kupendam,
ditimbun dan dilupakan,
mati tanpa udara?
Cirendeu, Desember 2007
Kunyalakan pijar tanpa sumbu,
yang kerap bermain,
melayang-layang diayun bayu.
Kenapa kini harus kupendam,
ditimbun dan dilupakan,
mati tanpa udara?
Cirendeu, Desember 2007
Wednesday, December 12, 2007
Sewindu Katamu
Kata-katamu awalnya berbaris rapat,
lalu dengan cepat membentuk koloni,
berhamburan keluar dari layar monitor.
Kata-katamu membuat mataku kesemutan.
Bukan karna tak tahan membacanya,
tapi karna membuatku sulit saat berjalan.
Kata-katamu,
buat mata-mataku,
nyaris-nyaris buta!
Cirendeu, Desember 2007
Kata-katamu awalnya berbaris rapat,
lalu dengan cepat membentuk koloni,
berhamburan keluar dari layar monitor.
Kata-katamu membuat mataku kesemutan.
Bukan karna tak tahan membacanya,
tapi karna membuatku sulit saat berjalan.
Kata-katamu,
buat mata-mataku,
nyaris-nyaris buta!
Cirendeu, Desember 2007
Tuesday, December 11, 2007
Terpisah
Aku tidak mencari ketenangan lonceng gereja,
pun ketujuh sakramennya.
Aku mencari ketenangan yang rasional,
tanpa kau tarik garis batas,
dan menyebutnya sakral.
Cirendeu, Desember 2007
Aku tidak mencari ketenangan lonceng gereja,
pun ketujuh sakramennya.
Aku mencari ketenangan yang rasional,
tanpa kau tarik garis batas,
dan menyebutnya sakral.
Cirendeu, Desember 2007
Friday, December 07, 2007
Merdeka
Aku tidak pernah mau dan merasa harus menghapus jejakmu dari tubuhku.
Seperti sekarang kubiarkan keringat dari pori kepalaku,
bertemu di tengah batang, dengan milikmu yang tersisa di ujung rambutku.
Biar nanti mereka berkibar kuat-kuat,
menandakan kemerdekaanmu atasku.
Beverly, Desember 2007
Aku tidak pernah mau dan merasa harus menghapus jejakmu dari tubuhku.
Seperti sekarang kubiarkan keringat dari pori kepalaku,
bertemu di tengah batang, dengan milikmu yang tersisa di ujung rambutku.
Biar nanti mereka berkibar kuat-kuat,
menandakan kemerdekaanmu atasku.
Beverly, Desember 2007
Tuesday, December 04, 2007
Tanda Baca Baru
Jangan salah sangka, jangan salah duga,
jangan salah tebak, kalau lama-lama aku jadi kamu.
Membaca kamu jauh lebih mudah dari merasaimu.
Kata-katamu lembut menyusup,
dibacakan oleh angin yang sembari lewat.
Berdiam di lekuk telingaku lama sekali,
sampai tak larut-larut,
berapa lama pun waktu mengaduknya.
Kalau kau sejujur kata-katamu, mungkin kamu bukan kamu,
aku bukan aku, dan kita sudah menjadi kita.
Kau itu tanda baca, yang menghentikan kalimat-kalimatku yang memburu.
Kau mengisi jeda, tanpa perduli betapa kosongnya dirimu.
Seharusnya tidak begitu, kamu seharusnya tidak begitu.
Tebet, Desember 2007
Jangan salah sangka, jangan salah duga,
jangan salah tebak, kalau lama-lama aku jadi kamu.
Membaca kamu jauh lebih mudah dari merasaimu.
Kata-katamu lembut menyusup,
dibacakan oleh angin yang sembari lewat.
Berdiam di lekuk telingaku lama sekali,
sampai tak larut-larut,
berapa lama pun waktu mengaduknya.
Kalau kau sejujur kata-katamu, mungkin kamu bukan kamu,
aku bukan aku, dan kita sudah menjadi kita.
Kau itu tanda baca, yang menghentikan kalimat-kalimatku yang memburu.
Kau mengisi jeda, tanpa perduli betapa kosongnya dirimu.
Seharusnya tidak begitu, kamu seharusnya tidak begitu.
Tebet, Desember 2007
Sunday, December 02, 2007
Berkala
Pernah kusiakan masa kini yang berbaris,
karna suatu hal yang kutakuti di masa depan.
Takkan lagi kugerogoti pancang masa depanku,
hanya karna gema masa laluku.
Cirendeu, Desember 2007
Pernah kusiakan masa kini yang berbaris,
karna suatu hal yang kutakuti di masa depan.
Takkan lagi kugerogoti pancang masa depanku,
hanya karna gema masa laluku.
Cirendeu, Desember 2007
Tuesday, November 27, 2007
Kehangatan Air Mata
Waspada selama berjam-jam,
membuat malam begitu asing.
Tak bisa lagi kukenali baunya,
sudah hilang aroma khas itu..
Kuulurkan tangan hendak meraba,
hanya hangat yang terasa.
Menggelincir cepat dari pelupuk mata,
bersama satu, dua tanda tanya yang tersisa.
Cirendeu, November 2007
Waspada selama berjam-jam,
membuat malam begitu asing.
Tak bisa lagi kukenali baunya,
sudah hilang aroma khas itu..
Kuulurkan tangan hendak meraba,
hanya hangat yang terasa.
Menggelincir cepat dari pelupuk mata,
bersama satu, dua tanda tanya yang tersisa.
Cirendeu, November 2007
Monday, October 29, 2007
Memaknai Hujan
Mereka takut pada hujan,
bergairah pada saat yang sama.
Begitu menikmati atmosfer yang ditiupkannya,
tapi tak berani terlalu dekat,
hanya sekedar pandangan lekat.
Hujan seperti dosa,
baunya melekat di rambut dan pakaian,
walau sudah lama mengering.
Tak seperti mereka,
kau mirip aku.
Tak perdulikan basah tubuh,
tak merasa harus mengusap rambut,
dan sembunyikan basah yang menggairahkan.
Samarinda, Oktober 2007
Mereka takut pada hujan,
bergairah pada saat yang sama.
Begitu menikmati atmosfer yang ditiupkannya,
tapi tak berani terlalu dekat,
hanya sekedar pandangan lekat.
Hujan seperti dosa,
baunya melekat di rambut dan pakaian,
walau sudah lama mengering.
Tak seperti mereka,
kau mirip aku.
Tak perdulikan basah tubuh,
tak merasa harus mengusap rambut,
dan sembunyikan basah yang menggairahkan.
Samarinda, Oktober 2007
Sebait Kata
: sederhana
Mengeja lisanmu,
seperti menghafal resahmu.
Terima kasih untuk pernah menjawab,
semua pertanyaan yang tak masuk akal,
dengan kalimat sederhana;
aku cinta padamu.
Medan, Oktober 2007
: sederhana
Mengeja lisanmu,
seperti menghafal resahmu.
Terima kasih untuk pernah menjawab,
semua pertanyaan yang tak masuk akal,
dengan kalimat sederhana;
aku cinta padamu.
Medan, Oktober 2007
Percakapan Sore Hari
Perempuan itu banyak,
cantik itu biasa.
Tapi menjadi perempuan yang setia,
aku tengah mempelajarinya.
Karawaci, Oktober 2007
Perempuan itu banyak,
cantik itu biasa.
Tapi menjadi perempuan yang setia,
aku tengah mempelajarinya.
Karawaci, Oktober 2007
Sebait kata
: memori hujan
Suara hujan,
selalu terdengar seperti nyanyian,
buat telingaku yang mengenangmu.
Kadang lebat begitu menghantam,
kadang ringan begitu menggoda,
seperti pribadimu; hujanku,
yang pernah kukenal dalam.
Biar malam ini banjir,
saat ku dijadikan kekasih hujan,
menghancurkan tubuhku,
tapi mengisi jiwaku.
Medan, Oktober 2007
: memori hujan
Suara hujan,
selalu terdengar seperti nyanyian,
buat telingaku yang mengenangmu.
Kadang lebat begitu menghantam,
kadang ringan begitu menggoda,
seperti pribadimu; hujanku,
yang pernah kukenal dalam.
Biar malam ini banjir,
saat ku dijadikan kekasih hujan,
menghancurkan tubuhku,
tapi mengisi jiwaku.
Medan, Oktober 2007
Sebait Kata
: spesial
Begitu mudah kau tata kata,
takaran yang tak masam di lidah,
saat ku mengejanya..
Tak pernah kutimbang kata,
lebih berat dari tindak.
Kecuali berlembar-lembar surat cinta,
yang masih melekat di benak.
Tergaris dan tercoret oleh air matamu,
kuingat betul rasanya.
Medan, Oktober 2007
: spesial
Begitu mudah kau tata kata,
takaran yang tak masam di lidah,
saat ku mengejanya..
Tak pernah kutimbang kata,
lebih berat dari tindak.
Kecuali berlembar-lembar surat cinta,
yang masih melekat di benak.
Tergaris dan tercoret oleh air matamu,
kuingat betul rasanya.
Medan, Oktober 2007
Tuesday, October 16, 2007
Mata Cermin
Mendekatlah,
hampiri terang mata(ku) yang kian memudar..
Bersabarlah,
tetap pandangi lekat-lekat..
setelah embun usai membayang,
hanya sisakan hitam pekat..
Bintaro, Oktober 2007
Monday, October 15, 2007
Lukamu Untukku
Satu kali saja,
aku terluka.
Berulang kali, belasan bahkan puluhan,
kucoba mengisinya dengan air mata.
Habis milikku,
kubuat kau terluka.
Biar lukamu berair mata,
agar sembuhkan lukaku.
Aku tak pernah tahu,
luka adalah pusaran air,
yang tak pernah bisa dipenuhi.
Cirendeu, Oktober 2007
Satu kali saja,
aku terluka.
Berulang kali, belasan bahkan puluhan,
kucoba mengisinya dengan air mata.
Habis milikku,
kubuat kau terluka.
Biar lukamu berair mata,
agar sembuhkan lukaku.
Aku tak pernah tahu,
luka adalah pusaran air,
yang tak pernah bisa dipenuhi.
Cirendeu, Oktober 2007
Wednesday, September 26, 2007
Sulitnya Jadi Senja
senja yang sempurna
berkeluh kesah tentang privasinya yang terganggu
segerombolan orang selalu datang dan menelanjanginya
tidak tahu malu bahkan tanpa permisi
senja yang sempurna
selalu khawatir
akan surai keemasan
yang rontok lantaran digapai
diturunkan secara paksa
senja yang sempurna
tak lagi bahagia
ingin jadi rombeng
berwarna putih butek
yang tak pernah diandaikan
sbagai wajah mulus ala iklan kecantikan
Karawaci, September 2007
senja yang sempurna
berkeluh kesah tentang privasinya yang terganggu
segerombolan orang selalu datang dan menelanjanginya
tidak tahu malu bahkan tanpa permisi
senja yang sempurna
selalu khawatir
akan surai keemasan
yang rontok lantaran digapai
diturunkan secara paksa
senja yang sempurna
tak lagi bahagia
ingin jadi rombeng
berwarna putih butek
yang tak pernah diandaikan
sbagai wajah mulus ala iklan kecantikan
Karawaci, September 2007
Sunday, September 16, 2007
Nyala mu
Adalah api,
yang lekat pada sumbu,
tanpa harus dinyalakan..
Yang berdiam,
tak kenal waktu,
berpijar menuntunku pulang..
Yang tak pernah sekalipun,
membakar rumahku,
selagi ku pergi bersama angin..
Adalah kamu,
di mata dan hati ku.
Cirendeu, September 2007
Adalah api,
yang lekat pada sumbu,
tanpa harus dinyalakan..
Yang berdiam,
tak kenal waktu,
berpijar menuntunku pulang..
Yang tak pernah sekalipun,
membakar rumahku,
selagi ku pergi bersama angin..
Adalah kamu,
di mata dan hati ku.
Cirendeu, September 2007
Wednesday, September 05, 2007
Come Sail the Love
I always to figure it out,
where the wind is coming from..
but I do need a windex,
it is the sound of your needs..
Let the wind blow onto our back,
and feel it by turning our head left to right and back..
You will know the direction,
you will feel the love..
Loving you is plain sailing..
for my love,
happy anniversary..!
Cirendeu, September 2007
I always to figure it out,
where the wind is coming from..
but I do need a windex,
it is the sound of your needs..
Let the wind blow onto our back,
and feel it by turning our head left to right and back..
You will know the direction,
you will feel the love..
Loving you is plain sailing..
for my love,
happy anniversary..!
Cirendeu, September 2007
Monday, September 03, 2007
Gambaran Sempurna-Nya
Bukalah mata,
kedua jendela.
Mungkin masih tak sampai,
secerah langit tinggi makamnya,
berjingkatlah sedikit,
meningkap kehebatan-Nya.
Mengelir padang jadi hijau,
dengan bias pelangi di sudutnya,
ditanamkan-Nya guci tanah liat,
berisi harapan yang pekat.
Cirendeu, September 2007
Bukalah mata,
kedua jendela.
Mungkin masih tak sampai,
secerah langit tinggi makamnya,
berjingkatlah sedikit,
meningkap kehebatan-Nya.
Mengelir padang jadi hijau,
dengan bias pelangi di sudutnya,
ditanamkan-Nya guci tanah liat,
berisi harapan yang pekat.
Cirendeu, September 2007
Saturday, September 01, 2007
Suara Hati
Lonceng tua berkarat,
berat karna dosa usia,
dilupakan bunyi begitu saja.
Sedang apa kau di bawah sana,
mengayun tali, mengharap dentang?
Biar saja mengalir deras,
dari luka keluar merah setelah hitam,
menyisakan kuning keemasan.
Bebaskanlah kami dari yang jahat,
yang teramat sangat jahat,
dari dalam hati ini.
Hati yang murni,
menyempurnakan nada,
jelas dan jernih...
untuk diperdengarkan kembali.
Cirendeu, September 2007
Lonceng tua berkarat,
berat karna dosa usia,
dilupakan bunyi begitu saja.
Sedang apa kau di bawah sana,
mengayun tali, mengharap dentang?
Biar saja mengalir deras,
dari luka keluar merah setelah hitam,
menyisakan kuning keemasan.
Bebaskanlah kami dari yang jahat,
yang teramat sangat jahat,
dari dalam hati ini.
Hati yang murni,
menyempurnakan nada,
jelas dan jernih...
untuk diperdengarkan kembali.
Cirendeu, September 2007
Thursday, August 30, 2007
Hilang Kata
Kemana kata,
yang biasa menemani senja hari,
membuat secangkir teh semakin manis,
larut disesap oranye langit?
Kemana kata,
yang selalu mampir,
di malam dingin,
jadi mantel berkerah bulu cerpelai?
Kemana kata,
mungkin ada di kedua sudut bibir,
melengkung turun,
berduka karna basah mata?
Aku rindu,
kemana kata?
Bintaro, Agustus 2007
Kemana kata,
yang biasa menemani senja hari,
membuat secangkir teh semakin manis,
larut disesap oranye langit?
Kemana kata,
yang selalu mampir,
di malam dingin,
jadi mantel berkerah bulu cerpelai?
Kemana kata,
mungkin ada di kedua sudut bibir,
melengkung turun,
berduka karna basah mata?
Aku rindu,
kemana kata?
Bintaro, Agustus 2007
Monday, August 27, 2007
Tentang Kekasihku
Semalam suntuk aku bersamamu,
untuk bisa menulis lewat mata,
genangan yang mengering,
menyisakan sedikit noda.
Tapi untuk bercerita tentangmu,
waktu akan habis,
sampai kerak tak tersisa,
dan masih belum selesai.
Bintaro, Agustus 2007
Semalam suntuk aku bersamamu,
untuk bisa menulis lewat mata,
genangan yang mengering,
menyisakan sedikit noda.
Tapi untuk bercerita tentangmu,
waktu akan habis,
sampai kerak tak tersisa,
dan masih belum selesai.
Bintaro, Agustus 2007
Saturday, August 11, 2007
SMS
Mataku tertinggal cepat jari,
mencari nama menyusul angka,
kukirimkan! Wush...!!
Sudah, lebih susah mengirimkannya,
ketimbang merekonstruksi ingatan tentang kamu,
dan membuat ratusan bait indah karnanya.
Cirendeu, Agustus 2007
Mataku tertinggal cepat jari,
mencari nama menyusul angka,
kukirimkan! Wush...!!
Sudah, lebih susah mengirimkannya,
ketimbang merekonstruksi ingatan tentang kamu,
dan membuat ratusan bait indah karnanya.
Cirendeu, Agustus 2007
Kisah Mimpi
Mengasuh mimpi dalam palungan,
lebih sulit ketimbang melahirkannya.
Sekarang bagaimana caranya,
agar tidak tercecer dan dimakan hewan ternak.
Cirendeu, Agustus 2007
Mengasuh mimpi dalam palungan,
lebih sulit ketimbang melahirkannya.
Sekarang bagaimana caranya,
agar tidak tercecer dan dimakan hewan ternak.
Cirendeu, Agustus 2007
Panas Dingin
Penetrasi panasmu,
membekukan ingatanku.
Bandung, Juli 2007
Penetrasi panasmu,
membekukan ingatanku.
Bandung, Juli 2007
Serangkai Tiga
Rambutmu kelambu yang merapal wajah semakin manis saja,
hitam membingkai putih menyesatkan mataku tak tahu tujuan..
Matamu sebuah jawaban, dari pertanyaan sepenuh bulat matahari,dan kalimat yang menggantung resah seperti awan putih kebiruan..
Bibirmu cawan yang menampung semua jenis anggur lezat tak bernama,
yang juga tak berkawan dengan hari dan usia,
hingga tetap matang dalam manis tiap reguknya..
Cirendeu, Agustus 2007
Rambutmu kelambu yang merapal wajah semakin manis saja,
hitam membingkai putih menyesatkan mataku tak tahu tujuan..
Matamu sebuah jawaban, dari pertanyaan sepenuh bulat matahari,dan kalimat yang menggantung resah seperti awan putih kebiruan..
Bibirmu cawan yang menampung semua jenis anggur lezat tak bernama,
yang juga tak berkawan dengan hari dan usia,
hingga tetap matang dalam manis tiap reguknya..
Cirendeu, Agustus 2007
Jejak Basahmu
Aku terbata-bata membaca jejakmu,
tanpa tahu kapan kau pulang.
Selepas gerimis waktu nampak begitu serasi,
hanya di sendu kedua bola matamu.
Lari-lari kecilmu tak meninggalkan basah disana-sini,
tapi masih belum mampu selamatkan aku dari jatuh (cinta) kepadamu.
Yang tak sekali,
pun tak habis berkali-kali.
Bandung, Juli 2007
Aku terbata-bata membaca jejakmu,
tanpa tahu kapan kau pulang.
Selepas gerimis waktu nampak begitu serasi,
hanya di sendu kedua bola matamu.
Lari-lari kecilmu tak meninggalkan basah disana-sini,
tapi masih belum mampu selamatkan aku dari jatuh (cinta) kepadamu.
Yang tak sekali,
pun tak habis berkali-kali.
Bandung, Juli 2007
Sunday, August 05, 2007
Pencuri Start
mencuri dengar tiap kali hening berdentang
menyapu gerimis sebelum merah hijau dikelir pelangi
dasar tak tahu malu
selalu datang tak sopan waktu
Cirendeu, Agustus 2007
mencuri dengar tiap kali hening berdentang
menyapu gerimis sebelum merah hijau dikelir pelangi
dasar tak tahu malu
selalu datang tak sopan waktu
Cirendeu, Agustus 2007
Thursday, August 02, 2007
Pemikir Sepi
Kembalikan sepi,
dia yang tak jemu berdiam diri.
Resah betul aku,
dengan ramai ini..
Ada apa pula dengan para jemari,
sibuk meracau sendiri?
Cirendeu, Agustus 2007
Kembalikan sepi,
dia yang tak jemu berdiam diri.
Resah betul aku,
dengan ramai ini..
Ada apa pula dengan para jemari,
sibuk meracau sendiri?
Cirendeu, Agustus 2007
Tuesday, July 31, 2007
Repetisi
Kudengarkan lagu yang sama,
dengan derita berbeda.
Seperti pengulangan tanda tanya,
di genap air mata.
Bandung, Juli 2007
Kudengarkan lagu yang sama,
dengan derita berbeda.
Seperti pengulangan tanda tanya,
di genap air mata.
Bandung, Juli 2007
Thursday, July 05, 2007
Sudah bersihkah Anda?
Mirip orang berpuasa,
air mukanya tak bercerita.
Putih walau tidak bersih,
tampilannya seperti malaikat.
Tidak ada guratan sedih,
kerutan gelisah, apalagi amarah.
Semua sudah dicuci habis,
sebelum masuk ruang sidang.
Lewat lubang wastafel mereka dibuang,
dekat kaca bertuliskan, "Sudah bersihkah Anda?"
thanks to Danarto
TIM, Juli 2007
Mirip orang berpuasa,
air mukanya tak bercerita.
Putih walau tidak bersih,
tampilannya seperti malaikat.
Tidak ada guratan sedih,
kerutan gelisah, apalagi amarah.
Semua sudah dicuci habis,
sebelum masuk ruang sidang.
Lewat lubang wastafel mereka dibuang,
dekat kaca bertuliskan, "Sudah bersihkah Anda?"
thanks to Danarto
TIM, Juli 2007
Serigala Rupawan
semakin kau rapihkan alis itu
hitam berkelir
meneduhi sepasang mata
yang membekukan gerak
meledakkan sensasi
semakin aku curiga
sekujur tubuhmu berbulu
rupanya kau termasuk di dalamnya
sekawanan serigala yang rupawan
Cirendeu, Juli 2007
semakin kau rapihkan alis itu
hitam berkelir
meneduhi sepasang mata
yang membekukan gerak
meledakkan sensasi
semakin aku curiga
sekujur tubuhmu berbulu
rupanya kau termasuk di dalamnya
sekawanan serigala yang rupawan
Cirendeu, Juli 2007
Kejujuran Sepasang Mata
Tak perduli sial tujuh turunan,
kupecahkan kaca di segala penjuru rumah.
Aku hanya ingin keyakinan,
bukan keraguan setiap kali ku berkaca.
Cirendeu, Juli 2007
Tak perduli sial tujuh turunan,
kupecahkan kaca di segala penjuru rumah.
Aku hanya ingin keyakinan,
bukan keraguan setiap kali ku berkaca.
Cirendeu, Juli 2007
Wednesday, July 04, 2007
Senjata dan Pena
aku tak hidup di jamanmu
belum mampu merasuk ke lengan dan ototmu
yang dirupiahi entah berapa
aku hidup di jamanku
hampir tak penuh gelisah karna amarah
kau buruh mereka kapitalis
aku tak pernah benar-benar hidup
bila tidak bisa menyumbang sebuah kalimat
penyemangat yang kau tukar dengan darah dan air mata
Bukan Kata Baru (WT) sebagai inspirasi..
Cirendeu, Juli 2007
aku tak hidup di jamanmu
belum mampu merasuk ke lengan dan ototmu
yang dirupiahi entah berapa
aku hidup di jamanku
hampir tak penuh gelisah karna amarah
kau buruh mereka kapitalis
aku tak pernah benar-benar hidup
bila tidak bisa menyumbang sebuah kalimat
penyemangat yang kau tukar dengan darah dan air mata
Bukan Kata Baru (WT) sebagai inspirasi..
Cirendeu, Juli 2007
Tuesday, July 03, 2007
Bercerita Luka
Sepanjang sore madu dalam secangkir teh tak terbaca,
kalimat yang kudengar panjang pahitnya..
Coffee Club, Juli 2007
Sepanjang sore madu dalam secangkir teh tak terbaca,
kalimat yang kudengar panjang pahitnya..
Coffee Club, Juli 2007
Saturday, June 16, 2007
Mata Baca(ku)
Dari tadi lari kemana?
Ingin jadi titik fokusmu,
walau sebelah mata saja.
Kemang, Juni 2007
Dari tadi lari kemana?
Ingin jadi titik fokusmu,
walau sebelah mata saja.
Kemang, Juni 2007
Pencuri Usia
Kau memakan garis usia di telapak tanganku,
meninggalkanku tua sebelum waktunya.
Cirendeu, Juni 2007
Kau memakan garis usia di telapak tanganku,
meninggalkanku tua sebelum waktunya.
Cirendeu, Juni 2007
Wednesday, June 13, 2007
Air mata
Dia mencuci hati yang dendam,
dengan mata tetap terpejam.
Cirendeu, Juni 2007
Dia mencuci hati yang dendam,
dengan mata tetap terpejam.
Cirendeu, Juni 2007
Monday, June 11, 2007
Perubahan Arah Angin
Kapal yang terbakar,
tidak membutuhkan dermaga baru.
Cirendeu, Juni 2007
Kapal yang terbakar,
tidak membutuhkan dermaga baru.
Cirendeu, Juni 2007
Thursday, May 31, 2007
Hitungan Minggu
Aku ingin bersamamu tujuh hari seminggu,
tak hanya pekan lalu atau lain waktu.
Cirendeu, Mei 2007
Aku ingin bersamamu tujuh hari seminggu,
tak hanya pekan lalu atau lain waktu.
Cirendeu, Mei 2007
Monday, May 28, 2007
Sakit Ingatan
Hidungku buntu,
apalagi otakku.
Hanya ada sedikit kenangan,
yang buatku tersungkur.
Cirendeu, Mei 2007
Hidungku buntu,
apalagi otakku.
Hanya ada sedikit kenangan,
yang buatku tersungkur.
Cirendeu, Mei 2007
Sunday, May 27, 2007
Mata(mu) Kompas
Malam itu kau telanjang.
Kukira di balik kemejamu,
ada jawabnya.
Atau paling tidak ada petunjuk,
di dalam celanamu.
Seharusnya aku kembali ke titik awal,
mata yang memerangkapku,
dalam.
Aku pulang,
tiada tersesat.
Cirendeu, Mei 2007
Malam itu kau telanjang.
Kukira di balik kemejamu,
ada jawabnya.
Atau paling tidak ada petunjuk,
di dalam celanamu.
Seharusnya aku kembali ke titik awal,
mata yang memerangkapku,
dalam.
Aku pulang,
tiada tersesat.
Cirendeu, Mei 2007
Monday, May 21, 2007
Aku Tak Bersyarat
Dengannya kubangun pasir jadi istana.
Biar dikoyak angin, malam-malam betul,
disandera tanpa jaminan dan waktu.
Dengannya bunga jadi beku.
Diam tak lekang waktu,
dalam sebuah lagu.
Dengannya kusaksikan matari malu-malu,
turun dari tahtanya,
setelah setengah hari dirayu.
Cirendeu, Mei 2007
Dengannya kubangun pasir jadi istana.
Biar dikoyak angin, malam-malam betul,
disandera tanpa jaminan dan waktu.
Dengannya bunga jadi beku.
Diam tak lekang waktu,
dalam sebuah lagu.
Dengannya kusaksikan matari malu-malu,
turun dari tahtanya,
setelah setengah hari dirayu.
Cirendeu, Mei 2007
Saturday, May 19, 2007
Sebuah Nama
: Daddy
Bapakmu punya anak-anak lain untuk dikawinkan,
tapi bapakku hanya punya satu anak untuk diantarnya.
Berilah kehormatan itu,
seperti dia memberi nama untukmu,
yang menjadikan kita saudara.
Cirendeu, Mei 2007
: Daddy
Bapakmu punya anak-anak lain untuk dikawinkan,
tapi bapakku hanya punya satu anak untuk diantarnya.
Berilah kehormatan itu,
seperti dia memberi nama untukmu,
yang menjadikan kita saudara.
Cirendeu, Mei 2007
Judulku Belum Datang
Selepas peron mata tak bisa diam,
seperti gelisah dalam dudukku.
Sebuah perjalanan untuk apa dan bagaimana,
kembali menjadi tanda tanya.
Kenangan yang kuselipkan dalam ransel menguap tanpa permisi.
Mengusik sekumpulan cita yang kubangun di tengah riuh rendah.
Berkendara selayang pandang,
aku seperti tak tahu mau dibawa kemana.
Masih buram dan pucat warna,
seperti asap lokomotif di ujung sana.
Mungkin nanti ada jawab,
dijajakan dengan harga bervariasi,
di tiap stasiun pemberhentian.
Tinggal baik-baik aku memilih,
syukur-syukur bisa menawar.
Cirendeu, Mei 2007
Selepas peron mata tak bisa diam,
seperti gelisah dalam dudukku.
Sebuah perjalanan untuk apa dan bagaimana,
kembali menjadi tanda tanya.
Kenangan yang kuselipkan dalam ransel menguap tanpa permisi.
Mengusik sekumpulan cita yang kubangun di tengah riuh rendah.
Berkendara selayang pandang,
aku seperti tak tahu mau dibawa kemana.
Masih buram dan pucat warna,
seperti asap lokomotif di ujung sana.
Mungkin nanti ada jawab,
dijajakan dengan harga bervariasi,
di tiap stasiun pemberhentian.
Tinggal baik-baik aku memilih,
syukur-syukur bisa menawar.
Cirendeu, Mei 2007
Penanggalan Terbaik
akan kusisakan malam yang keramat untukmu
tepat di tanggal delapan belas
akan kumandikan bunga panjang kali lebar tegel batu itu
masih dengan merah mawar yang pernah kau sebar
akan kuurapi bangunan satu setengah level
yang membuat kamu lelah naik turun
menyiapkan gantungan lampu temaram katamu
akan kusisakan malam yang keramat untukmu
biar mabuk yang ciptakan euphoria
menemaniku berkhayal
seakan ada kamu dan mereka
sumber bahagiaku
sampai akhirnya
malam keramat
tak bisa diritualkan lagi
Cirendeu, Mei 2007
akan kusisakan malam yang keramat untukmu
tepat di tanggal delapan belas
akan kumandikan bunga panjang kali lebar tegel batu itu
masih dengan merah mawar yang pernah kau sebar
akan kuurapi bangunan satu setengah level
yang membuat kamu lelah naik turun
menyiapkan gantungan lampu temaram katamu
akan kusisakan malam yang keramat untukmu
biar mabuk yang ciptakan euphoria
menemaniku berkhayal
seakan ada kamu dan mereka
sumber bahagiaku
sampai akhirnya
malam keramat
tak bisa diritualkan lagi
Cirendeu, Mei 2007
Kata-kata Busuk
aku benci puisi
yang mati tertusuk duri
diam mencekam
nyaris berbau sampah
teronggok begitu saja
aku benci kata
yang sekarang mengambang
sekenanya
mengosongkan toples
mengiris belahan fikir
tapi hampa
percuma
aku benci semua
yang indah jadi buruk
aku yang ikut mati
karna kenangan sepanjang tahun
membuat kelu lidahku
memenuhi lembar putih
dengan sumpah serapah
tak lagi melahirkan
kata bahagia
yang beranak pinak
Cirendeu, Mei 2007
aku benci puisi
yang mati tertusuk duri
diam mencekam
nyaris berbau sampah
teronggok begitu saja
aku benci kata
yang sekarang mengambang
sekenanya
mengosongkan toples
mengiris belahan fikir
tapi hampa
percuma
aku benci semua
yang indah jadi buruk
aku yang ikut mati
karna kenangan sepanjang tahun
membuat kelu lidahku
memenuhi lembar putih
dengan sumpah serapah
tak lagi melahirkan
kata bahagia
yang beranak pinak
Cirendeu, Mei 2007
Sinopsis
setelah kau pergi
datanglah serombongan orang
yang lalu duduk berkeliling
putar memutar gelas seng
isinya riak bercampur darah
karna air mata sudah berkerak
Cirendeu, Mei 2007
setelah kau pergi
datanglah serombongan orang
yang lalu duduk berkeliling
putar memutar gelas seng
isinya riak bercampur darah
karna air mata sudah berkerak
Cirendeu, Mei 2007
Thursday, May 17, 2007
Yang Jadi Perkara
Lapar dan haus tak pernah jadi perkara.
Rasa menggumpal seperti darah mati ini,
yang menyurutkan langkahku.
Cirendeu, Mei 2007
Lapar dan haus tak pernah jadi perkara.
Rasa menggumpal seperti darah mati ini,
yang menyurutkan langkahku.
Cirendeu, Mei 2007
Tuesday, May 15, 2007
Jatuh Tak Mau Bangun
Jatuh kali ini terasa melegakan,
tanpa ada usaha melawan gravitasi.
Aku menikmati
jatuh (cintaku) lagi
padamu..
Cirendeu, Mei 2007
Jatuh kali ini terasa melegakan,
tanpa ada usaha melawan gravitasi.
Aku menikmati
jatuh (cintaku) lagi
padamu..
Cirendeu, Mei 2007
Saturday, May 12, 2007
Kata Berhambur Makna
Pertemukan aku dengan kejujuran,
bukan di malam-malam bias.
Yang gelap, memabukkan,
dan bertanda tanya.
Cirendeu, Mei 2007
Pertemukan aku dengan kejujuran,
bukan di malam-malam bias.
Yang gelap, memabukkan,
dan bertanda tanya.
Cirendeu, Mei 2007
Friday, May 11, 2007
Kalimat Terakhir
Akan kupinjamkan banyak pupur,
lengkap dengan concealer.
Boleh kau buang hari-harimu,
hingga habis tanggalan di dinding,
mencoba perbaiki air muka yang hancur.
Aku akan tetap disini.
Menghidupi hari-hariku,
menghapus eyeliner,
yang berulang kali rusak,
karna air mata kujadikan make up remover.
Cirendeu, Mei 2007
Akan kupinjamkan banyak pupur,
lengkap dengan concealer.
Boleh kau buang hari-harimu,
hingga habis tanggalan di dinding,
mencoba perbaiki air muka yang hancur.
Aku akan tetap disini.
Menghidupi hari-hariku,
menghapus eyeliner,
yang berulang kali rusak,
karna air mata kujadikan make up remover.
Cirendeu, Mei 2007
Satu Pesan Masuk
Perih mampir ke kotak pesanku.
Saat kukibas malahan terlempar telepon genggamku.
Lokananta, Mei 2007
Perih mampir ke kotak pesanku.
Saat kukibas malahan terlempar telepon genggamku.
Lokananta, Mei 2007
Thursday, May 10, 2007
Perjalanan Mata
Sepasang mata kecil,
berlarian menangkap cahaya.
Sampai akhirnya terantuk kerikil,
bayangan jadi kenangan.
Menemukan kembali rumah,
dalam rongga milik tetangga.
Kemang, Mei 2007
Sepasang mata kecil,
berlarian menangkap cahaya.
Sampai akhirnya terantuk kerikil,
bayangan jadi kenangan.
Menemukan kembali rumah,
dalam rongga milik tetangga.
Kemang, Mei 2007
Makan Malam
Ambil, makan, dan habiskan mataku.
Biar kegelapan menemani,
menidurkan rindu malam ini.
Kemang, Mei 2007
Ambil, makan, dan habiskan mataku.
Biar kegelapan menemani,
menidurkan rindu malam ini.
Kemang, Mei 2007
Monday, May 07, 2007
Pukul(an) Pagi
Semalam tak kupasang weker pagiku.
Mati hatiku yang tergerak mengguncang tidurku.
Cirendeu, Mei 2007
Semalam tak kupasang weker pagiku.
Mati hatiku yang tergerak mengguncang tidurku.
Cirendeu, Mei 2007
Mabuk Kata dan Anggur
I.
Biar kubuat kau mabuk,
supaya kata keluar masuk.
Dari kata lari ke rasa.
Menggelitik perutku,
mirip sayap kupu-kupu.
II.
Jangan kau diam,
nanti aku curiga.
Lewat mana anggur menyelinap masuk?
Jelas tak mungkin kau larikan,
di balik lengan kemeja.
Coba ulangi sekali lagi.
Kamu yang katanya mabuk,
karna bayangku merasuk.
Cirendeu, Mei 2007
I.
Biar kubuat kau mabuk,
supaya kata keluar masuk.
Dari kata lari ke rasa.
Menggelitik perutku,
mirip sayap kupu-kupu.
II.
Jangan kau diam,
nanti aku curiga.
Lewat mana anggur menyelinap masuk?
Jelas tak mungkin kau larikan,
di balik lengan kemeja.
Coba ulangi sekali lagi.
Kamu yang katanya mabuk,
karna bayangku merasuk.
Cirendeu, Mei 2007
Anggur Mata dan Bibir
Aku mabuk,
di tepi pantai,
bukan di atas laut.
Aku mabuk,
dengan tatapanmu.
Aku mabuk,
bahkan pada diam bibirmu.
Mata dan bibir bekerja sama.
Begitu banyak cerita,
tanpa perlu bicara.
Ak'sara, Mei 2007
Aku mabuk,
di tepi pantai,
bukan di atas laut.
Aku mabuk,
dengan tatapanmu.
Aku mabuk,
bahkan pada diam bibirmu.
Mata dan bibir bekerja sama.
Begitu banyak cerita,
tanpa perlu bicara.
Ak'sara, Mei 2007
Thursday, May 03, 2007
anak rembulan,
mana bapakmu?
kau bulat sempurna, nak
rembulan yang masih malu-malu
dikerek di malam hari
berkibar diiringi kabut perak
semilir angin mengipasi
dan aku yang menangisi
aku rindu bapakmu, nak..
rindu sekali..
tempat menghitung bulan, mei 07
mana bapakmu?
kau bulat sempurna, nak
rembulan yang masih malu-malu
dikerek di malam hari
berkibar diiringi kabut perak
semilir angin mengipasi
dan aku yang menangisi
aku rindu bapakmu, nak..
rindu sekali..
tempat menghitung bulan, mei 07
Wednesday, May 02, 2007
Sapaan dan Sarapan
Selamat pagi,
kamu menyapaku lewat berkas sinar,
yang malu-malu menerabas blinche kayu,
mengusap sedikit peluh mimpi tadi malam.
Bagaimana mimpimu,
pertanyaan yang lucu,
kembali menggelitik tanya.
Sama halnya kau berkaca,
mau pinjam tempat bedakku?
Kan kamu yang hadir,
di sela-sela mimpi,
menjemput pagi,
tanpa basa-basi.
Selamat pagi, sayang..
hanya ingin menuangkan sedikit rindu,
setetes bergantian dengan kopi kesukaanmu,
maaf kalau kurang manis sedikit asin,
aku belum bosan menangis.
tempat kenangan, mei 07
Selamat pagi,
kamu menyapaku lewat berkas sinar,
yang malu-malu menerabas blinche kayu,
mengusap sedikit peluh mimpi tadi malam.
Bagaimana mimpimu,
pertanyaan yang lucu,
kembali menggelitik tanya.
Sama halnya kau berkaca,
mau pinjam tempat bedakku?
Kan kamu yang hadir,
di sela-sela mimpi,
menjemput pagi,
tanpa basa-basi.
Selamat pagi, sayang..
hanya ingin menuangkan sedikit rindu,
setetes bergantian dengan kopi kesukaanmu,
maaf kalau kurang manis sedikit asin,
aku belum bosan menangis.
tempat kenangan, mei 07
Sampai Nanti
ubahlah pedih mu
jadi sepi ku
buatlah sakit mu
jadi derita ku
tapi tak bisa kau minta
walau ribuan kali
cinta ku
jadi
benci ku (pada mu)
cirendeu, mei 07
ubahlah pedih mu
jadi sepi ku
buatlah sakit mu
jadi derita ku
tapi tak bisa kau minta
walau ribuan kali
cinta ku
jadi
benci ku (pada mu)
cirendeu, mei 07
ceritakan kabarmu hari ini, perempuanku..
maka akan kukisahkan kebisuan yang permanen,
suara-suara yang tak pernah lagi hadir..
dulu masih ada bunga lonceng yang berdenting,
yang kau jadikan gelang di kedua lenganku..
dulu masih ada gerutuan angin yang mulai jenuh,
melihat kita berpacaran lebih lengket dari pasir pantai,
yang basah lekat di lekuk karang..
dulu masih ada langkah di antara ranting yang terinjak,
kakimu berisik betul, sayang..
jangan begitu kataku.
dulu masih ada percakapan tanpa kata,
hanya tatap mata, binar dan semburat wajah..
beruntungnya aku,
bahagianya kita,
katamu..
aku pun menjawab,
tanpa ragu,
dengan anggukan kepala..
cirendeu, mei 07
maka akan kukisahkan kebisuan yang permanen,
suara-suara yang tak pernah lagi hadir..
dulu masih ada bunga lonceng yang berdenting,
yang kau jadikan gelang di kedua lenganku..
dulu masih ada gerutuan angin yang mulai jenuh,
melihat kita berpacaran lebih lengket dari pasir pantai,
yang basah lekat di lekuk karang..
dulu masih ada langkah di antara ranting yang terinjak,
kakimu berisik betul, sayang..
jangan begitu kataku.
dulu masih ada percakapan tanpa kata,
hanya tatap mata, binar dan semburat wajah..
beruntungnya aku,
bahagianya kita,
katamu..
aku pun menjawab,
tanpa ragu,
dengan anggukan kepala..
cirendeu, mei 07
Saturday, April 28, 2007
Rumah I
kurangkaikan sebuah rumah
pagar dari kayu
halaman rumput menghijau
susunan rangka sederhana
pondasi yang kokoh
kurangkaikan sebuah rumah
dari bulir-bulir airmata
yang mengalir turun dan turun
hingga kurekatkan satu demi satu
kujadikan tiara berkilau
tuk ditaruh di atas gerai mahkotamu
Rumah II
kau adalah rumah kata bagiku
mata lembut merajuk pulang
menjadikanku tak lagi sepi
tak ada padang lapang
yang menghalang pandang
aku hanya ingin pulang
ataukah sudah
kau buahi aku dengan kata?
biar kulahirkan
sebuah rumah untuk kita?
west pasific, april 07
kurangkaikan sebuah rumah
pagar dari kayu
halaman rumput menghijau
susunan rangka sederhana
pondasi yang kokoh
kurangkaikan sebuah rumah
dari bulir-bulir airmata
yang mengalir turun dan turun
hingga kurekatkan satu demi satu
kujadikan tiara berkilau
tuk ditaruh di atas gerai mahkotamu
Rumah II
kau adalah rumah kata bagiku
mata lembut merajuk pulang
menjadikanku tak lagi sepi
tak ada padang lapang
yang menghalang pandang
aku hanya ingin pulang
ataukah sudah
kau buahi aku dengan kata?
biar kulahirkan
sebuah rumah untuk kita?
west pasific, april 07
Permintaan Amarilis
Berdua di ranjang,
telentang..
bisa jadi telanjang.
Bikin hati berderap,
hangat dan lengkap.
Berdua di ranjang,
telentang..
bisa jadi telanjang.
Bikin hati berderap,
hangat dan lengkap.
Thursday, April 26, 2007
tepian tanpa hati
sepi berjalan sendirian
penyair sudah mati
tidak usah angkat topi
nanti kau butuhkan tangan itu
untuk menulis berlembar cerita
mimpi yang tlah terburai sempurna
kota mimpi, april 07
sepi berjalan sendirian
penyair sudah mati
tidak usah angkat topi
nanti kau butuhkan tangan itu
untuk menulis berlembar cerita
mimpi yang tlah terburai sempurna
kota mimpi, april 07
Wednesday, April 18, 2007
365 hari
serupa embun pagi
bertahta di atas
lembaran daun
hijau menguning
bukan hanya karna kuasa
tapi juga terbiasa
aku tanpamu
takkan pernah sama
cirendeu, april 07
serupa embun pagi
bertahta di atas
lembaran daun
hijau menguning
bukan hanya karna kuasa
tapi juga terbiasa
aku tanpamu
takkan pernah sama
cirendeu, april 07
Monday, April 16, 2007
hymne di bulan april
mampir ke negeri senja
ada apa di bulan april?
banyak adanya
seperti semut berbaris
runutan cerita
dengan sebuah klimaks
perayaan sederhana
milik sepasang kekasih
yang kini tinggal
bayang di atas nisan
aku mendengar
gelas-gelas bersulang
tepat beberapa meter
dari tempatku berbaring
nowhere, april 07
mampir ke negeri senja
ada apa di bulan april?
banyak adanya
seperti semut berbaris
runutan cerita
dengan sebuah klimaks
perayaan sederhana
milik sepasang kekasih
yang kini tinggal
bayang di atas nisan
aku mendengar
gelas-gelas bersulang
tepat beberapa meter
dari tempatku berbaring
nowhere, april 07
Friday, April 13, 2007
Definisi Cantik
semua perempuan bisa cantik
dengan pupur muka
gincu warna merah
seulas senyum artifisial
di matamu
aku hanya ingin cantik
dengan lelehan air mata
dan sepasang lengan
menyambutmu hangat
cirendeu, april 07
semua perempuan bisa cantik
dengan pupur muka
gincu warna merah
seulas senyum artifisial
di matamu
aku hanya ingin cantik
dengan lelehan air mata
dan sepasang lengan
menyambutmu hangat
cirendeu, april 07
Thursday, April 12, 2007
Gadis Penggoda
mereka memanggilku gauk
mudah-mudahan kau tak mendengar
sering diteriakkan toa mesjid di kala adzan
menelisik gang-gang sunyi tempatku sembunyi
menggeledah mimpiku di selipan ketiak
dan juga selangkangan basah
boleh kau pergi
malam ini pun esok
asal kau ingat baik-baik
gauk yang ini berbeda
harga rasa ini cuma-cuma
seperti habis buang hajat
cirendeu, april 07
mereka memanggilku gauk
mudah-mudahan kau tak mendengar
sering diteriakkan toa mesjid di kala adzan
menelisik gang-gang sunyi tempatku sembunyi
menggeledah mimpiku di selipan ketiak
dan juga selangkangan basah
boleh kau pergi
malam ini pun esok
asal kau ingat baik-baik
gauk yang ini berbeda
harga rasa ini cuma-cuma
seperti habis buang hajat
cirendeu, april 07
Monday, April 09, 2007
Menghitung Sisa Waktu
selamat meneruskan perjalanan
aku tarik nafas disini
memberimu sedikit jeda
kemudian bekal untuk nanti
biar kuhabiskan duka kita
sendirian
cirendeu, april 07
selamat meneruskan perjalanan
aku tarik nafas disini
memberimu sedikit jeda
kemudian bekal untuk nanti
biar kuhabiskan duka kita
sendirian
cirendeu, april 07
Sunday, April 08, 2007
Hari Ketiga
kuhabiskan sore
di atas bukit
dengan tirai hujan
yang halangi pandang
tuk meraba kembali air mata
di sudut bawah salib
kemenanganku
atas kepergianmu
lbk bls, april 07
kuhabiskan sore
di atas bukit
dengan tirai hujan
yang halangi pandang
tuk meraba kembali air mata
di sudut bawah salib
kemenanganku
atas kepergianmu
lbk bls, april 07
Monday, April 02, 2007
statis
diam sebentar
jangan beranjak
hari takkan jatuh begitu cepat
hanya karna kau berpaling muka
menghindari jatuhnya bayang
sealami daun maple jatuh
hari takkan tiba-tiba berganti
apalagi dengan duka
yang kau pintal demikian rupa
cirendeu, april 07
diam sebentar
jangan beranjak
hari takkan jatuh begitu cepat
hanya karna kau berpaling muka
menghindari jatuhnya bayang
sealami daun maple jatuh
hari takkan tiba-tiba berganti
apalagi dengan duka
yang kau pintal demikian rupa
cirendeu, april 07
puisi dan sendiri
ada kalanya
malam-malam begini
puisi jadi sepi
seperti lampu jalanan
di ujung kelokan
sendiri dalam kelam
dilewatkan begitu saja
ada kalanya
aku merindukanmu
malam-malam begini
lalu kucari sepotong puisi
mungkin sajak tersembunyi
berharap bisa berbagi rasa
dengan dia yang berjudul sepi
mudah-mudahan sampai
entah puisinya
atau rasa sepi
yang buatku merindu
cirendeu, april 07
ada kalanya
malam-malam begini
puisi jadi sepi
seperti lampu jalanan
di ujung kelokan
sendiri dalam kelam
dilewatkan begitu saja
ada kalanya
aku merindukanmu
malam-malam begini
lalu kucari sepotong puisi
mungkin sajak tersembunyi
berharap bisa berbagi rasa
dengan dia yang berjudul sepi
mudah-mudahan sampai
entah puisinya
atau rasa sepi
yang buatku merindu
cirendeu, april 07
Friday, March 30, 2007
Ilafi
hitungan yang gasal
nafas yang gelandang
rasa yang regat
aku
menjadikanku
cirendeu, maret 07
hitungan yang gasal
nafas yang gelandang
rasa yang regat
aku
menjadikanku
cirendeu, maret 07
Thursday, March 29, 2007
Sendja Penawar Duka
untuk kamu
si pemilin doa
sedari pagi
hingga lelah
berganti malam
tanpa perlu kubeli
sebuah tiket terusan
kau titipkan sudah
manis terucap lafal
dengan deraian air mata
di balik telingaku
kuhadiahkan hati
serta jari manis
dirajah kata setia
di hidup yang nanti
cirendeu, maret 07
untuk kamu
si pemilin doa
sedari pagi
hingga lelah
berganti malam
tanpa perlu kubeli
sebuah tiket terusan
kau titipkan sudah
manis terucap lafal
dengan deraian air mata
di balik telingaku
kuhadiahkan hati
serta jari manis
dirajah kata setia
di hidup yang nanti
cirendeu, maret 07
Sepenggal Cerita
Kau mengemas cinta,
dengan tamparan duka.
Begitu caramu mengusirku?
lbk bls, maret 07
Kau mengemas cinta,
dengan tamparan duka.
Begitu caramu mengusirku?
lbk bls, maret 07
Saturday, March 24, 2007
Dua Alur Cerita
aku jatuh cinta
pada seorang lelaki
yang tak mampu kususul
hingga titik penutup esai
dalam lolongan sepi hidupku
lelaki yang sama
tergopoh-gopoh
naik kereta
jauh-jauh hari
ada aku
kamu di atas kereta
jejak kilometer jauhnya
aku ketinggalan
tanpa sebuah cerita
kamu pergi kemana?
tebet, maret 07
aku jatuh cinta
pada seorang lelaki
yang tak mampu kususul
hingga titik penutup esai
dalam lolongan sepi hidupku
lelaki yang sama
tergopoh-gopoh
naik kereta
jauh-jauh hari
ada aku
kamu di atas kereta
jejak kilometer jauhnya
aku ketinggalan
tanpa sebuah cerita
kamu pergi kemana?
tebet, maret 07
Rasa Berbeda
cemburuku menetes
tumbuh jadi pagar berduri
ego setinggi tepian langit
cemburuku mengalir
dari hulu hingga hilir
membasahi tiap pori hati
jadi luka yang berdarah
tanpa henti
cemburuku menatap
semua ingin berlarian
sampai ku tak tahu
besok harus hidup tuk apa
tebet, maret 07
cemburuku menetes
tumbuh jadi pagar berduri
ego setinggi tepian langit
cemburuku mengalir
dari hulu hingga hilir
membasahi tiap pori hati
jadi luka yang berdarah
tanpa henti
cemburuku menatap
semua ingin berlarian
sampai ku tak tahu
besok harus hidup tuk apa
tebet, maret 07
Friday, March 23, 2007
Diamdiam Ingin
aku ingin menangis
diamdiam
dalam tiap goresan pena
tatap mata yang beradu
atau genggaman tangan
aku ingin merindu
diamdiam
seperti api dalam sekam
tak pernah bisa padam
menyelinap malam-malam
aku ingin (tetap) mencinta
diamdiam
walau dengan tanda tanya
menghiasi muka
serta angkara murka
aku ingin tinggal
jangan buat aku pergi
diamdiam
lbk bls, maret 07
aku ingin menangis
diamdiam
dalam tiap goresan pena
tatap mata yang beradu
atau genggaman tangan
aku ingin merindu
diamdiam
seperti api dalam sekam
tak pernah bisa padam
menyelinap malam-malam
aku ingin (tetap) mencinta
diamdiam
walau dengan tanda tanya
menghiasi muka
serta angkara murka
aku ingin tinggal
jangan buat aku pergi
diamdiam
lbk bls, maret 07
Thursday, March 22, 2007
Liku Siku
sofa merah marun
berangsur keriput
sampai kapalan
waktu dirunut
aku tak lagi membentuk dia
tapi dia tetap diam
(mungkin terkantuk)
rupanya dia membentuk aku
di tiap siku (nya)
tebet, maret 07
sofa merah marun
berangsur keriput
sampai kapalan
waktu dirunut
aku tak lagi membentuk dia
tapi dia tetap diam
(mungkin terkantuk)
rupanya dia membentuk aku
di tiap siku (nya)
tebet, maret 07
Menua Berdua
bingkai dimamah rayap
kaca retak berhamburan
tak lagi menyisa darah
kolase foto turut menua
deretan tiga ekspresi
tak lagi merah jambu
bingkai dimamah rayap
kaca retak berhamburan
tak lagi menyisa darah
kolase foto turut menua
deretan tiga ekspresi
tak lagi merah jambu
Monday, March 19, 2007
Padat Kata
Mungkin malam terlalu lama mampir,
membuat kamu kemak-kemik,
membalikkan maaf jadi ajakan ribut,
mirip sambitan batu.
Mungkin malam terlalu lama mampir,
membuat kamu kemak-kemik,
membalikkan maaf jadi ajakan ribut,
mirip sambitan batu.
Sunday, March 18, 2007
Khas Seorang Sendja
Boleh jadi kau anggap sama,
pahit manis kopi,
seduhan yang biasa saja,
dalam gelas tanah liat kesukaan.
Tapi jejak bibir yang ada,
punya ku dan nya,
kan jauh berbeda!
Ingat itu baik-baik,
tiap kali kau melangkah pergi.
Boleh jadi kau anggap sama,
pahit manis kopi,
seduhan yang biasa saja,
dalam gelas tanah liat kesukaan.
Tapi jejak bibir yang ada,
punya ku dan nya,
kan jauh berbeda!
Ingat itu baik-baik,
tiap kali kau melangkah pergi.
Pariwara Perempuan
Tiap kali aku hilang,
dia bermunculan.
Walau sejenak,
tetap menyita benak!
Lalu siapa yang jadi bayang-bayang?
Aku terhadap ingatan mu,
mu terhadap rasa ku,
atau dia pada mu?
Kamu itu obsesi,
dia sendiri basi!!
Tiap kali aku hilang,
dia bermunculan.
Walau sejenak,
tetap menyita benak!
Lalu siapa yang jadi bayang-bayang?
Aku terhadap ingatan mu,
mu terhadap rasa ku,
atau dia pada mu?
Kamu itu obsesi,
dia sendiri basi!!
Bersambung
Dalam mimpi semalam,
puisimu terpenggal,
Entah kau sengaja,
atau sekedar kehabisan pulsa.
Menyentak lamunan,
merusak onani,
menjegal kesenangan.
Mungkin hanya itu bisamu.
Dalam mimpi semalam,
puisimu terpenggal,
Entah kau sengaja,
atau sekedar kehabisan pulsa.
Menyentak lamunan,
merusak onani,
menjegal kesenangan.
Mungkin hanya itu bisamu.
Thursday, March 15, 2007
Bilou
siamang kerdil
penyanyi unggul
tajamnya gigi
lalu sebut saja kuku
dipatahkan oleh merdu
siamang kerdil
tak takut bedil
walau upacarakan
pagi menjelang
dengan sahutan perang
siamang kerdil
pastilah aku kalah
mencipta syair
dua jam setelah fajar
adalah sarapan pagi
kemana pun aku melangkah
buntu kutemui
siamang kerdil
mari bertukar takdir
biar ku diburu siang benderang
masih bersenjatakan syair
siamang kerdil
penyanyi unggul
tajamnya gigi
lalu sebut saja kuku
dipatahkan oleh merdu
siamang kerdil
tak takut bedil
walau upacarakan
pagi menjelang
dengan sahutan perang
siamang kerdil
pastilah aku kalah
mencipta syair
dua jam setelah fajar
adalah sarapan pagi
kemana pun aku melangkah
buntu kutemui
siamang kerdil
mari bertukar takdir
biar ku diburu siang benderang
masih bersenjatakan syair
Tuesday, March 13, 2007
Pulang Kembali
Jangan kau pulang padaku,
biar waktu menyebutnya rotasi.
Mengembalikan mimpi,
melekatkannya pada jam besar,
yang masih bersuara rendah,
bertik tok di sudut ruang toko antik.
Jangan kau pulang padaku.
Kini tengah kucari,
genting keramik yang kau susuri,
dengan isak tangis,
dan kata seadanya.
Kemudian berikan aku waktu.
Tuk menyusun abu,
dari derita yang kau bakar,
atas nama cinta yang lain.
Jangan kau pulang padaku,
biar waktu menyebutnya rotasi.
Mengembalikan mimpi,
melekatkannya pada jam besar,
yang masih bersuara rendah,
bertik tok di sudut ruang toko antik.
Jangan kau pulang padaku.
Kini tengah kucari,
genting keramik yang kau susuri,
dengan isak tangis,
dan kata seadanya.
Kemudian berikan aku waktu.
Tuk menyusun abu,
dari derita yang kau bakar,
atas nama cinta yang lain.
Thursday, March 08, 2007
pelajaran menggambar
aku tengah melukis kata
di tengah kanvas pucat warna
gerutuan air mata
mengubah gunung jadi telaga
matari turun lewat dara
yang baru belajar membaca
meraba-raba rasa
biar dibingkai perkasa
jadi suatu yang luar biasa
aku tengah melukis kata
di tengah kanvas pucat warna
gerutuan air mata
mengubah gunung jadi telaga
matari turun lewat dara
yang baru belajar membaca
meraba-raba rasa
biar dibingkai perkasa
jadi suatu yang luar biasa
selamat jalan priakata
ada kata
terselip di gigi mu
membuatku jatuh cinta
pada pandangan pertama
jauh ke dalam
senyum manis mu
ada kata
di helaian rambut mu
hitam mengombak
kini jadi kelabu
membeku karna waktu
yang tak pernah mau tahu
ada kata
bahkan pada diam mu
buatku termangu
lalu ikut membisu
inikah stasiun terakhir itu?
ada kata
ada waktu
kata pernah jadi penghulu
waktu kini jadi sembilu
kukemas rasa hatihati
dengan pita airmata
ada kata
terselip di gigi mu
membuatku jatuh cinta
pada pandangan pertama
jauh ke dalam
senyum manis mu
ada kata
di helaian rambut mu
hitam mengombak
kini jadi kelabu
membeku karna waktu
yang tak pernah mau tahu
ada kata
bahkan pada diam mu
buatku termangu
lalu ikut membisu
inikah stasiun terakhir itu?
ada kata
ada waktu
kata pernah jadi penghulu
waktu kini jadi sembilu
kukemas rasa hatihati
dengan pita airmata
Sunday, March 04, 2007
Wa' idz
Biarkan aku belajar mencintaimu (lagi),
karena tanpa merah,
darah tak lagi bermakna.
Biarkan aku belajar mencintaimu (lagi),
karena tanpa merah,
darah tak lagi bermakna.
Saturday, March 03, 2007
ciuman di malam purnama
malam ini purnama akan luntur
ditantang uap panas bola mataku
mengeletek perlahan
anjang-anjang si rembulan
letih kupungut
dari gurat senyummu
dua musim berlalu
kau masih menungguku
marilah malam ini
aku dan kamu rekoleksi
biar aku kembali
belajar mencintaimu
malam ini purnama akan luntur
ditantang uap panas bola mataku
mengeletek perlahan
anjang-anjang si rembulan
letih kupungut
dari gurat senyummu
dua musim berlalu
kau masih menungguku
marilah malam ini
aku dan kamu rekoleksi
biar aku kembali
belajar mencintaimu
Wednesday, February 28, 2007
Nasib Maluku
Putak dari pohon gewang,
bikin melayang-layang,
nasib tak tertahankan.
Ini paceklik mau sampai kapan,
sulit dienyahkan laiknya jembalang.
Putak dari pohon gewang,
bikin melayang-layang,
nasib tak tertahankan.
Ini paceklik mau sampai kapan,
sulit dienyahkan laiknya jembalang.
Malam untuk Tiara
Perbincangkan mati muda,
dalam seteko kopi panas.
Dua orang bersesakan,
berbagi gurih dan gula,
menyisakan gagasan,
di balik keresahan.
untuk Tiara Amalia,
hidup mati muda, sista!
Perbincangkan mati muda,
dalam seteko kopi panas.
Dua orang bersesakan,
berbagi gurih dan gula,
menyisakan gagasan,
di balik keresahan.
untuk Tiara Amalia,
hidup mati muda, sista!
Tuesday, February 27, 2007
Gelisah
Ibu menghibur aku,
bapak mengharu biru,
kakak serba bisu.
Mereka ada untukku,
siapa yang ada untukmu?
Ibu menghibur aku,
bapak mengharu biru,
kakak serba bisu.
Mereka ada untukku,
siapa yang ada untukmu?
Monday, February 26, 2007
Penyakit Otak
Euphoria mu menular!
Tegukan kesekian,
membujurkan tubuh ku,
menyetrum hingga kaki!
Hanya lewat kabel telepon
Euphoria mu menular!
Tegukan kesekian,
membujurkan tubuh ku,
menyetrum hingga kaki!
Hanya lewat kabel telepon
Ulang Tahun Kawan
berkelana dengan bebasku
mengendarai angin dua malam lalu
tanpa pelana menguret
rahim yang telah lengket
berkelana dengan bebasku
mengendarai angin dua malam lalu
tanpa pelana menguret
rahim yang telah lengket
Sunday, February 25, 2007
Pesan Terkirim (Belum Terbalas)
Aku bergurau..
tentang cerah langit,
yang jadi muram,
karna kau enggan berkata.
Mungkin aku harus menunggu,
hingga senja serentak,
menggenangi padang rumput,
mengecat ulang gedung pencakar langit,
mengendap malas di dasar gelas kopiku.
Baru nanti kau mau berkata,
setelah pesanku jauh berlalu.
Aku bergurau..
tentang cerah langit,
yang jadi muram,
karna kau enggan berkata.
Mungkin aku harus menunggu,
hingga senja serentak,
menggenangi padang rumput,
mengecat ulang gedung pencakar langit,
mengendap malas di dasar gelas kopiku.
Baru nanti kau mau berkata,
setelah pesanku jauh berlalu.
Bukan Semalam
mungkin aku sudah kembali mati
dan bahkan penuh
dalam kekosongan
ketika kuketahui
diriku tak lebih
dari secarik kertas usang
yang buatmu mual
tercekat menyangkut
bergumpal di balik
kerongkongan
yang memuntahkan
kata cinta
bertintakan alkohol
menguap!
begitu api
membakar
tetes air mata
mungkin aku sudah kembali mati
dan bahkan penuh
dalam kekosongan
ketika kuketahui
diriku tak lebih
dari secarik kertas usang
yang buatmu mual
tercekat menyangkut
bergumpal di balik
kerongkongan
yang memuntahkan
kata cinta
bertintakan alkohol
menguap!
begitu api
membakar
tetes air mata
Cium
Kau mengecup kelopak mata ku,
tanpa perlu tanda tanya.
Membaca geliat hitam di atas putih,
entah mencari apa.
Mereka-reka,
yang tak bisa direla (kan).
Kau mengecup kelopak mata ku,
tanpa perlu tanda tanya.
Membaca geliat hitam di atas putih,
entah mencari apa.
Mereka-reka,
yang tak bisa direla (kan).
Friday, February 23, 2007
Februari Bulan Baru
kuberi hari
pada kosong
yang seru menyerang
kuberi bulan
pada tenang
yang tak terang benderang
kuberi tahun
pada gerbong
yang membawamu pulang
kuberi tanggal
hari bulan tahun
untuk kita
yang tak pernah usai
kuberi hari
pada kosong
yang seru menyerang
kuberi bulan
pada tenang
yang tak terang benderang
kuberi tahun
pada gerbong
yang membawamu pulang
kuberi tanggal
hari bulan tahun
untuk kita
yang tak pernah usai
Thursday, February 22, 2007
Sempuras Rasa
Senja hari ini kuhabiskan penuh khidmat.
Dengan secangkir kopi, ingatan, air mata,
semua berbaris rapih.
Ketiganya saling bersahutan,
dalam tempo yang sudah ditentukan.
Terkadang mereka susul-menyusul,
tanpa perlu ketergesaan.
Biar kopi jadi asin,
ingatan jadi manis,
dan air mata...
pada akhirnya jadi tawar.
Senja hari ini kuhabiskan penuh khidmat.
Dengan secangkir kopi, ingatan, air mata,
semua berbaris rapih.
Ketiganya saling bersahutan,
dalam tempo yang sudah ditentukan.
Terkadang mereka susul-menyusul,
tanpa perlu ketergesaan.
Biar kopi jadi asin,
ingatan jadi manis,
dan air mata...
pada akhirnya jadi tawar.
Sunday, February 18, 2007
Pertanyaan Sederhana
kalau aku mampu
menghirup kembali
leleran air mata
yang jatuh vertikal
susul menyusul
dengan tubuhku
yang meluncur hancur
bisakah aku terbang
lepas dari guliran detik
yang masih berjalan linier?
kalau aku mampu
menghirup kembali
leleran air mata
yang jatuh vertikal
susul menyusul
dengan tubuhku
yang meluncur hancur
bisakah aku terbang
lepas dari guliran detik
yang masih berjalan linier?
Saturday, February 17, 2007
Pesanan : Kopi Tawar
kenyat kenyit hati ini
ada pemuda tanggung tak tahu diri
diberi manis madu malah menggerutu
manis madu..
ma-NIS ma-DU!
nanti kucoba formulasikan lagi
semoga tidak berubah jadi asin
pagi buta begini
terlalu sepi
untuk menyeduh kopimu
tanpa deraian air mata
kenyat kenyit hati ini
ada pemuda tanggung tak tahu diri
diberi manis madu malah menggerutu
manis madu..
ma-NIS ma-DU!
nanti kucoba formulasikan lagi
semoga tidak berubah jadi asin
pagi buta begini
terlalu sepi
untuk menyeduh kopimu
tanpa deraian air mata
belajar membaca (rasa)
mataku lelah
panas
tak lagi basah
usai membaca derita
lamat-lamat
yang tak mungkin
jadi sekedar cerita
mataku lelah...
malam ini
aku mau mati
tanpa susah payah
mataku lelah
panas
tak lagi basah
usai membaca derita
lamat-lamat
yang tak mungkin
jadi sekedar cerita
mataku lelah...
malam ini
aku mau mati
tanpa susah payah
Wednesday, February 14, 2007
Roma - Arabia
lampu candelier
begitu aku selalu menyalakan ingatan
tentang kamu
kutempatkan di bumbungan
biar bau minyak zaitun
minyak dari pokok zaitun
yang bukan milik barat atau timur
melingkupiku
membawaku terbang ke suatu masa
tak jauh dari taman eden
dipenuhi pohon palem
dan anggur dengan sungai deras
mengembalikanku bersih
dalam oase mu
yang tak pernah berkesudahan
lampu candelier
begitu aku selalu menyalakan ingatan
tentang kamu
kutempatkan di bumbungan
biar bau minyak zaitun
minyak dari pokok zaitun
yang bukan milik barat atau timur
melingkupiku
membawaku terbang ke suatu masa
tak jauh dari taman eden
dipenuhi pohon palem
dan anggur dengan sungai deras
mengembalikanku bersih
dalam oase mu
yang tak pernah berkesudahan
Buruan Rindu
sekali saja
aku ingin kau
berlaku jamak
kalau perlu
mengalahkan aggelos
menjadi maha hadir
sekali saja
aku ingin kau
berlaku jamak
kalau perlu
mengalahkan aggelos
menjadi maha hadir
Lalu Lintas Bercinta
apakah cinta akan cukup
menyebrangi dua arus yang berbeda
belum kanan lagi kiri
dengan muatan yang membludak
apakah cinta akan cukup
menyusuri lorong waktu
memungut detik yang berluruhan
sebelum merembes dalam
dan dijadikan marka jalan
apakah cinta akan cukup
mengembalikan penerangan jalan
agar pejalan kaki yang linglung
pengembara yang gelisah
semua kembali pada jalurnya
apakah cinta akan cukup
apakah cinta akan
apakah cinta (itu)?
apakah cinta akan cukup
menyebrangi dua arus yang berbeda
belum kanan lagi kiri
dengan muatan yang membludak
apakah cinta akan cukup
menyusuri lorong waktu
memungut detik yang berluruhan
sebelum merembes dalam
dan dijadikan marka jalan
apakah cinta akan cukup
mengembalikan penerangan jalan
agar pejalan kaki yang linglung
pengembara yang gelisah
semua kembali pada jalurnya
apakah cinta akan cukup
apakah cinta akan
apakah cinta (itu)?
Saturday, February 10, 2007
Cerita Roman Berjudul Kita
Laiknya kain sutera, yang tak pernah usai,
dijahitkan saputangan..
Laiknya orkes, yang seragam membaca,
lalu tak pernah memainkan..
Laiknya air mata mengalir deras,
hanya menumbuhkan pohon kayu manis..
Laiknya kain sutera, yang tak pernah usai,
dijahitkan saputangan..
Laiknya orkes, yang seragam membaca,
lalu tak pernah memainkan..
Laiknya air mata mengalir deras,
hanya menumbuhkan pohon kayu manis..
Tuesday, February 06, 2007
: TIGA RASA ::
Anggur
Tua-tua keladi,
semakin tua semakin jadi.
Aku sering tertawakan dia,
yang berdiri di seberang cermin,
semakin hari semakin tua saja.
Aku tertawakan dia juga,
semakin terbahak nampaknya.
Jatuh cinta padamu,
kembang terindah di pasar Barito,
dara tercantik yang pernah ada.
Tapi pandai benar kau mainkan kata,
katamu sederetan uban ini karismatik,
buatku seperti anggur putih,
semakin tua semakin pekat.
Dengan kelezatan yang bertambah,
sejalan dengan waktu yang bergulir.
Memang kau perempuan hebat.
Manis raut wajah,
apalagi kata-kata.
Madu
Keras hatiku menyangkut begitu rupa,
bagai batuk tahunan.
Entah kau datang darimana,
dengan teksturmu yang kental,
bisa lembutkan aku.
Kemampuanmu menyerap udara,
nyaris memaksa sekelilingmu,
untuk mati tercekik tanpamu.
Aku tidak pernah heran,
sejak petang itu,
kau mencuri hidup banyak orang.
Setidaknya aku tahu,
terima kasih padamu, manis..
Aku tahu diriku pernah hidup.
Dan kau?
Ah, tidak pernah ada batasan waktu.
Kau tidak pernah sekedar dicipta,
lalu harus berlalu.
Kau, manis...tidak pernah kadaluarsa.
Zaitun
Kalau aku kembali mengusik,
sekumpulan bianglala di sendu matamu,
kau hanya melihatku dengan seutas senyum.
Tidak tahukah kau,
masih belum sadar juga,
kita itu seperti oliva.
Dengan daun kecil menjangat,
bunga yang kuning,
buah pelok membulat telur.
Saat muda kita membawa kesegaran,
dengan warna hijau kekuningan yang khas.
Senja menggeser usia,
rasa kan abadikan kita.
Ekstrak ini tak perlu dicari.
Di Laut Tengah dan bahkan Syria.
Kita adalah oliva,
kau dan aku.
Anggur
Tua-tua keladi,
semakin tua semakin jadi.
Aku sering tertawakan dia,
yang berdiri di seberang cermin,
semakin hari semakin tua saja.
Aku tertawakan dia juga,
semakin terbahak nampaknya.
Jatuh cinta padamu,
kembang terindah di pasar Barito,
dara tercantik yang pernah ada.
Tapi pandai benar kau mainkan kata,
katamu sederetan uban ini karismatik,
buatku seperti anggur putih,
semakin tua semakin pekat.
Dengan kelezatan yang bertambah,
sejalan dengan waktu yang bergulir.
Memang kau perempuan hebat.
Manis raut wajah,
apalagi kata-kata.
Madu
Keras hatiku menyangkut begitu rupa,
bagai batuk tahunan.
Entah kau datang darimana,
dengan teksturmu yang kental,
bisa lembutkan aku.
Kemampuanmu menyerap udara,
nyaris memaksa sekelilingmu,
untuk mati tercekik tanpamu.
Aku tidak pernah heran,
sejak petang itu,
kau mencuri hidup banyak orang.
Setidaknya aku tahu,
terima kasih padamu, manis..
Aku tahu diriku pernah hidup.
Dan kau?
Ah, tidak pernah ada batasan waktu.
Kau tidak pernah sekedar dicipta,
lalu harus berlalu.
Kau, manis...tidak pernah kadaluarsa.
Zaitun
Kalau aku kembali mengusik,
sekumpulan bianglala di sendu matamu,
kau hanya melihatku dengan seutas senyum.
Tidak tahukah kau,
masih belum sadar juga,
kita itu seperti oliva.
Dengan daun kecil menjangat,
bunga yang kuning,
buah pelok membulat telur.
Saat muda kita membawa kesegaran,
dengan warna hijau kekuningan yang khas.
Senja menggeser usia,
rasa kan abadikan kita.
Ekstrak ini tak perlu dicari.
Di Laut Tengah dan bahkan Syria.
Kita adalah oliva,
kau dan aku.
Sunday, February 04, 2007
Kunjungan Surga
Bu, seperti apa itu surga?
Apakah warnanya putih susu,
wangi seperti ibu sehabis mandi,
empuk dan manis mirip gulali?
Surga itu indah, nak..
Baru dua kali menjenguk,
tapi Ibu ingat benar,
rasanya damai.
Yang pertama,
sedikit janggal di awal.
Manis dan hangat,
padahal di luar hujan lebat.
Saat pertama kamu dibuat,
tentu bersama bapakmu.
(ibu dulu masih polos!)
Yang kedua,
dua belas jam tak percuma.
Kau anakku, ditimang lenganku.
Ibu yakin,
surga yang kelak,
adalah langit di atas langit.
Lebih dari yang Ibu ceritakan.
Bu, seperti apa itu surga?
Apakah warnanya putih susu,
wangi seperti ibu sehabis mandi,
empuk dan manis mirip gulali?
Surga itu indah, nak..
Baru dua kali menjenguk,
tapi Ibu ingat benar,
rasanya damai.
Yang pertama,
sedikit janggal di awal.
Manis dan hangat,
padahal di luar hujan lebat.
Saat pertama kamu dibuat,
tentu bersama bapakmu.
(ibu dulu masih polos!)
Yang kedua,
dua belas jam tak percuma.
Kau anakku, ditimang lenganku.
Ibu yakin,
surga yang kelak,
adalah langit di atas langit.
Lebih dari yang Ibu ceritakan.
Saturday, February 03, 2007
Air Mata Gelisah
Aku ingin menangis.
Kata-katamu selalu mengeletek luka,
yang tak pernah sembuh karna waktu,
jadikanku fana sebelum abadi itu kubingkai.
Bagaimana aku bisa bermimpi,
sebelum pejamkan mata...
Bernyanyi sebelum menyela nafas,
bercinta sebelum menemukanmu?
Kaulah kepulan asap dari sebuah ceret yang berbunyi nyaring,
keluar dari didihan kata-kata yang kugodok hingga matang,
keluar aslinya, keluar asinnya, serasa dan memang benar,
habis terendam air mata.
Aku ingin menangis.
Kata-katamu selalu mengeletek luka,
yang tak pernah sembuh karna waktu,
jadikanku fana sebelum abadi itu kubingkai.
Bagaimana aku bisa bermimpi,
sebelum pejamkan mata...
Bernyanyi sebelum menyela nafas,
bercinta sebelum menemukanmu?
Kaulah kepulan asap dari sebuah ceret yang berbunyi nyaring,
keluar dari didihan kata-kata yang kugodok hingga matang,
keluar aslinya, keluar asinnya, serasa dan memang benar,
habis terendam air mata.
Friday, February 02, 2007
Gadis Kecil dan Sepatu Dansa
Aku menyukai gelap malam tanpa bintang,
saat cahya rembulan menyorotmu,
menyulap hamparan rumput jadi lantai dansa,
tak segan kembali memaknai kaki mungilmu.
Romantic waltz dan genteel fox-trot.
Kau tak butuh seorang pendamping,
mungkin angin diam yang mengatur langkahmu,
ataukah buana kembali tunduk atasmu?
Rasa-rasanya aku ingin ikut denganmu,
cukup disampirkan di bahu,
dan dikenakan sewaktu-waktu.
Mungkin tidak malam ini.
Biar gelitik rumput yang menadahmu,
kita masih punya banyak waktu.
Aku menyukai gelap malam tanpa bintang,
saat cahya rembulan menyorotmu,
menyulap hamparan rumput jadi lantai dansa,
tak segan kembali memaknai kaki mungilmu.
Romantic waltz dan genteel fox-trot.
Kau tak butuh seorang pendamping,
mungkin angin diam yang mengatur langkahmu,
ataukah buana kembali tunduk atasmu?
Rasa-rasanya aku ingin ikut denganmu,
cukup disampirkan di bahu,
dan dikenakan sewaktu-waktu.
Mungkin tidak malam ini.
Biar gelitik rumput yang menadahmu,
kita masih punya banyak waktu.
Thursday, February 01, 2007
Cze Wan Fan
Kalau ada yang bertanya,
kapan saat yang paling menyenangkan buatku,
mungkin itu jatuh pada makan malam.
Aku menikmati penantian itu denganmu.
Duduk diam dan berkata-kata.
Lima macam makanan pembuka,
kau masih dengan semburat merah di muka.
Sayur, buah, kacang-kacangan,
terkadang aku mampu buatmu tersedak,
entah apa lelucon yang kubicarakan.
(sebenarnya aku juga nyaris hilang akal!)
Menyusul tujuh macam menu utama,
kamu tidak alergi apapun,
itu yang kusuka.
Karena aku tukang makan,
walau kali ini yang makan semua inderaku,
kecuali mulutku.
Daging merah tidak terasa manis,
masih kalah dengan seutas senyummu.
Roti kukus juga tidak menarik lagi,
pipimu itu jauh lebih menggemaskan!
Yu ciu yu youk,
ada arak ada daging.
Kau sudah tenggelamkan aku,
dalam pesona matamu,
aku ini kapal yang limbung,
goncang sudah karnamu.
Tidak perlu bir atau arak,
hanya kamu sebagai kapten kapal.
Aku ingin menenggakmu,
Gan Pei! Biar habis sudah!
Sekali tenggak saja...
Entah kapan kau akan menyambut aku,
dan berkata, "Ching.."
Kalau ada yang bertanya,
kapan saat yang paling menyenangkan buatku,
mungkin itu jatuh pada makan malam.
Aku menikmati penantian itu denganmu.
Duduk diam dan berkata-kata.
Lima macam makanan pembuka,
kau masih dengan semburat merah di muka.
Sayur, buah, kacang-kacangan,
terkadang aku mampu buatmu tersedak,
entah apa lelucon yang kubicarakan.
(sebenarnya aku juga nyaris hilang akal!)
Menyusul tujuh macam menu utama,
kamu tidak alergi apapun,
itu yang kusuka.
Karena aku tukang makan,
walau kali ini yang makan semua inderaku,
kecuali mulutku.
Daging merah tidak terasa manis,
masih kalah dengan seutas senyummu.
Roti kukus juga tidak menarik lagi,
pipimu itu jauh lebih menggemaskan!
Yu ciu yu youk,
ada arak ada daging.
Kau sudah tenggelamkan aku,
dalam pesona matamu,
aku ini kapal yang limbung,
goncang sudah karnamu.
Tidak perlu bir atau arak,
hanya kamu sebagai kapten kapal.
Aku ingin menenggakmu,
Gan Pei! Biar habis sudah!
Sekali tenggak saja...
Entah kapan kau akan menyambut aku,
dan berkata, "Ching.."
Wednesday, January 31, 2007
Catatan Harian
I.
Ada kalung hati berwarna merah,
dengan hiasan besi berbentuk sayap.
Kata Melissa harganya murah,
kataku ini masih akhir bulan.
Untuk caviar, anggur dan bahkan sebuah kalung,
aku jelas bisa menunggu.
Sangat menggelikan kalau untuk pria sepertimu,
aku tidak menghabiskan hari-hariku,
menunggumu.
II.
(berusaha) menikmati sunyi tanpa percakapan radio
lantunan ipod dan panggilan dari telepon selular
(berusaha) menghayati lama kaki harus berdiri
menunggu antrian bank yang lama
(berusaha) sendiri dan tak berkawan sepi
Kau harus tahu,
aku serius tentang hal ini!
I.
Ada kalung hati berwarna merah,
dengan hiasan besi berbentuk sayap.
Kata Melissa harganya murah,
kataku ini masih akhir bulan.
Untuk caviar, anggur dan bahkan sebuah kalung,
aku jelas bisa menunggu.
Sangat menggelikan kalau untuk pria sepertimu,
aku tidak menghabiskan hari-hariku,
menunggumu.
II.
(berusaha) menikmati sunyi tanpa percakapan radio
lantunan ipod dan panggilan dari telepon selular
(berusaha) menghayati lama kaki harus berdiri
menunggu antrian bank yang lama
(berusaha) sendiri dan tak berkawan sepi
Kau harus tahu,
aku serius tentang hal ini!
semalam suntuk (nyaris mengutuk)
sapaan air hujan di tipis jendelaku
sekarang terasa amat mengganggu
gurauan joko pinurbo akan lagu gereja
hanya menjala senyum seadanya
aku ingin pergi keluar
temani rerumputan dan hujan yang kini menampar
biar semua menghapus sedih
dari sejarah yang sudah-sudah
sapaan air hujan di tipis jendelaku
sekarang terasa amat mengganggu
gurauan joko pinurbo akan lagu gereja
hanya menjala senyum seadanya
aku ingin pergi keluar
temani rerumputan dan hujan yang kini menampar
biar semua menghapus sedih
dari sejarah yang sudah-sudah
Dosa Semua Pejuang
Harapan bukanlah pertambahan waktu dalam sepak bola,
yang menyiksa pemain beradu kaki dalam kotor lumpur,
dan peluang seribu banding satu.
Harapan pagi ini kuartikan sebagai hemodialis.
Membasuh dosa yang lekat pada ingatan.
Harapan bukanlah pertambahan waktu dalam sepak bola,
yang menyiksa pemain beradu kaki dalam kotor lumpur,
dan peluang seribu banding satu.
Harapan pagi ini kuartikan sebagai hemodialis.
Membasuh dosa yang lekat pada ingatan.
Esensi Hidup
Kalau kau percaya surga,
niscaya perjalanan tegal berliku,
itu yang dijanjikan hidup.
Kerikil dalam sepatu,
lebih dari gunung besar membisu.
Tidak ada manis madu,
yang hadir tanpa ragu.
Karena di hidup yang fana ini,
tidak ada kebahagiaan abadi.
Kalau kau percaya surga,
niscaya perjalanan tegal berliku,
itu yang dijanjikan hidup.
Kerikil dalam sepatu,
lebih dari gunung besar membisu.
Tidak ada manis madu,
yang hadir tanpa ragu.
Karena di hidup yang fana ini,
tidak ada kebahagiaan abadi.
Tuesday, January 30, 2007
cerita mata-mata
aku tengah menggambar dengan hati-hati
garis hitam alis matamu
untuk menaungi silau buana
yang selalu mempesonamu
hingga mengerjapkan bulu mata
(lalu kau berair mata)
aku menggambar sketsa yang sempurna
di hitam alis matamu
untuk menyembunyikan bengkak mata
dan biru lebam karna pilu
aku tengah menggambar dengan hati-hati
garis hitam alis matamu
untuk menaungi silau buana
yang selalu mempesonamu
hingga mengerjapkan bulu mata
(lalu kau berair mata)
aku menggambar sketsa yang sempurna
di hitam alis matamu
untuk menyembunyikan bengkak mata
dan biru lebam karna pilu
Monday, January 29, 2007
Pertanda Sayang
I.
sepi membunuhku
tak lagi rindu
karna kau di sisiku
tapi diam membisu
perkosa aku jadi angin lalu
sepi membunuhku
gejalanya aku tumbuh gagu
sebelum terlambat (lagi)
aku harus gantian membunuhmu
II.
tidak ada lagi puji-pujian
untuk si ikal berkebaya putih
kini ia tampak sama biasanya
dengan marka jalan strip putih
dan sederetan polisi tidur di atasnya
I.
sepi membunuhku
tak lagi rindu
karna kau di sisiku
tapi diam membisu
perkosa aku jadi angin lalu
sepi membunuhku
gejalanya aku tumbuh gagu
sebelum terlambat (lagi)
aku harus gantian membunuhmu
II.
tidak ada lagi puji-pujian
untuk si ikal berkebaya putih
kini ia tampak sama biasanya
dengan marka jalan strip putih
dan sederetan polisi tidur di atasnya
Saturday, January 27, 2007
Dalam Hati
Susah payah menjerat kata 'sayang'
di campur aduk otak ku.
Tidak lagi mampu menjegal keluar
saat kata 'saya..." yang ada di kelu lidahmu.
Ingin mengingat,
kapan terakhir kali,
kau katakannya.
Susah payah menjerat kata 'sayang'
di campur aduk otak ku.
Tidak lagi mampu menjegal keluar
saat kata 'saya..." yang ada di kelu lidahmu.
Ingin mengingat,
kapan terakhir kali,
kau katakannya.
Nudis!
mungkin hanya aku
penyair
yang gemar minuman picisan
macam newport
sama halnya
kata
membuatku mabuk
jatuh terpingkal
berulang kali
karna geli
bahwa di dunia ini
yang kata bulat
pulang pesta
aku cuma pakai cawat
mirip Yesus
berpose di (atas) salib
dikatai narsis
pamer tubuh
karna atletis
mungkin hanya aku
penyair
yang gemar minuman picisan
macam newport
sama halnya
kata
membuatku mabuk
jatuh terpingkal
berulang kali
karna geli
bahwa di dunia ini
yang kata bulat
pulang pesta
aku cuma pakai cawat
mirip Yesus
berpose di (atas) salib
dikatai narsis
pamer tubuh
karna atletis
Thursday, January 25, 2007
Beli Satu Gratis Satu, Harga Diskon!
Dulu waktu usia tanggung saya harus memilih.
Mau masuk kelas logika, dagang atau bahasa.
Akhirnya saya masuk kelas dagang,
agar bisa jual ini itu, siapa tahu cepat kaya.
Rupanya saya tidak pintar berdagang,
tak seperti Alung yang sekarang bisnis kapal,
atau Ruby yang merintis bengkel ban.
Saya ini lulusan kelas dagang yang jatuh cinta.
Jatuh hati sampai badan dengan kata-kata.
Jadi saya ini lulusan palsu.
Entah saya ini beruntung atau apa,
tidak menukarkan jiwa asli dengan rupiah,
tapi sekarang jadi kebingungan,
kenapa dulu tidak ada kelas pemulung.
Paling tidak makan dua kali sehari,
hasil tukarkan plastik satu per kilo,
dengan 700 rupiah.
Atau alumunium bila mujur,
makan jadi tiga kali,
karna bisa 5000 rupiah dihargai.
Mereka kerja di lahan yang luas.
Lebih dari lapangan bola walau bau tengik,
tapi paling tidak masih bisa dibarterkan.
Kalau saya dikasihani waktu,
terkadang bisa juga buat satu paragraf.
Di kertas yang mudah lecek,
selalu jadi selipan yang terlupa.
Kalau saya diburu waktu,
rasanya kalimat-kalimat hanya main loncat tali.
Dari sisi otak kanan ke kiri,
tanpa keluar dari jeratan mulut.
Bila iseng saya keluar,
ingin mengeletek kata HALAL dari kaleng makanan,
menggabungkan dengan kata CINTA,
dari kartu pos gratisan waktu Valentine.
Biar semua kata cinta bisa laku dikonsumsi,
siapa tahu orang yang miskin hati mencari pelarian,
lalu jadi kastemer setia.
Biar saya jadi penyair,
yang setidaknya bisa bangga hati,
ikut-ikut mereka, yang makan dua kali sehari.
Dulu waktu usia tanggung saya harus memilih.
Mau masuk kelas logika, dagang atau bahasa.
Akhirnya saya masuk kelas dagang,
agar bisa jual ini itu, siapa tahu cepat kaya.
Rupanya saya tidak pintar berdagang,
tak seperti Alung yang sekarang bisnis kapal,
atau Ruby yang merintis bengkel ban.
Saya ini lulusan kelas dagang yang jatuh cinta.
Jatuh hati sampai badan dengan kata-kata.
Jadi saya ini lulusan palsu.
Entah saya ini beruntung atau apa,
tidak menukarkan jiwa asli dengan rupiah,
tapi sekarang jadi kebingungan,
kenapa dulu tidak ada kelas pemulung.
Paling tidak makan dua kali sehari,
hasil tukarkan plastik satu per kilo,
dengan 700 rupiah.
Atau alumunium bila mujur,
makan jadi tiga kali,
karna bisa 5000 rupiah dihargai.
Mereka kerja di lahan yang luas.
Lebih dari lapangan bola walau bau tengik,
tapi paling tidak masih bisa dibarterkan.
Kalau saya dikasihani waktu,
terkadang bisa juga buat satu paragraf.
Di kertas yang mudah lecek,
selalu jadi selipan yang terlupa.
Kalau saya diburu waktu,
rasanya kalimat-kalimat hanya main loncat tali.
Dari sisi otak kanan ke kiri,
tanpa keluar dari jeratan mulut.
Bila iseng saya keluar,
ingin mengeletek kata HALAL dari kaleng makanan,
menggabungkan dengan kata CINTA,
dari kartu pos gratisan waktu Valentine.
Biar semua kata cinta bisa laku dikonsumsi,
siapa tahu orang yang miskin hati mencari pelarian,
lalu jadi kastemer setia.
Biar saya jadi penyair,
yang setidaknya bisa bangga hati,
ikut-ikut mereka, yang makan dua kali sehari.
Wednesday, January 24, 2007
Tambahkanlah Pelukan
Kini nona jadi nyonya,
pendek nama jadi panjang,
belum ditambah embel-embel,
padahal belum ada bubur merah putih.
Surat berhenti kerja keluar,
lebih baik di rumah saja.
Toh pangkatnya sudah naik,
wilayah kewenangan pun bertambah.
Ini hebatnya nona yang jadi nyonya.
Bila bersungguh-sungguh hanya dipuji,
dengan sekilas senyuman yang tanggung.
Sehabis bersih-bersih rumah,
jangan lupa mandi,
ganti pakaian sedikit seksi,
mungkin ditambah minyak wangi.
Menunggu tuan pulang,
melanjutkan shift sore dan malam.
Karna tuan pasti lelah,
dengan beban 9 jam kerja.
Kini nona jadi nyonya,
pendek nama jadi panjang,
belum ditambah embel-embel,
padahal belum ada bubur merah putih.
Surat berhenti kerja keluar,
lebih baik di rumah saja.
Toh pangkatnya sudah naik,
wilayah kewenangan pun bertambah.
Ini hebatnya nona yang jadi nyonya.
Bila bersungguh-sungguh hanya dipuji,
dengan sekilas senyuman yang tanggung.
Sehabis bersih-bersih rumah,
jangan lupa mandi,
ganti pakaian sedikit seksi,
mungkin ditambah minyak wangi.
Menunggu tuan pulang,
melanjutkan shift sore dan malam.
Karna tuan pasti lelah,
dengan beban 9 jam kerja.
Hanya Sebuah Tanya Jawab
semua merdu
kini jadi bisu
ramai sudah pergi
ikut pergi dengan mimpi
langkahku tersandung gerimis
belum ada waktu tuk menangis
hujan kian lebat
mencecarku kuat-kuat
petang kemarin sudah berlalu
bahkan satu dua cakap tertimpa debu
tapi rindu ku masih menggerutu
semua merdu
kini sudah bisu
menjegal langkahku
menyurutkan jawabku
semua merdu
kini harus bisu
atas diskusi petang lalu
lanjut nanti kata tuhanku
semua merdu
kini jadi bisu
ramai sudah pergi
ikut pergi dengan mimpi
langkahku tersandung gerimis
belum ada waktu tuk menangis
hujan kian lebat
mencecarku kuat-kuat
petang kemarin sudah berlalu
bahkan satu dua cakap tertimpa debu
tapi rindu ku masih menggerutu
semua merdu
kini sudah bisu
menjegal langkahku
menyurutkan jawabku
semua merdu
kini harus bisu
atas diskusi petang lalu
lanjut nanti kata tuhanku
Thursday, January 18, 2007
kata gubernur dari jepang
disini harus jadi kaya dulu
baru pantai dan sungai bebas sampah
saya tidak mau ikut-ikutan kaya
malahan isi otak banyak sampah
bisa-bisa semua frase jadi sampah
saya harus jadi merdeka dulu
biar tidak takut kehilangan sesuatu
merdeka dari ketakutan
mengambangkan saja harapan
disini harus jadi kaya dulu
baru pantai dan sungai bebas sampah
saya tidak mau ikut-ikutan kaya
malahan isi otak banyak sampah
bisa-bisa semua frase jadi sampah
saya harus jadi merdeka dulu
biar tidak takut kehilangan sesuatu
merdeka dari ketakutan
mengambangkan saja harapan
kau saja hidup dengan duniamu
kata teman saya malam ini
dia orang baik
walau jauh dari bijak
hancurlah hidup pria
yang menyiakannya
kata saya malam ini
saya (pernah) jadi bangsat
setingkat dari bejat
terus menerus membuat saya ingat
sama saja membangun hikayat
kata abang saya dahulu kala
taruhlah ingatan di kantong terdepan
kau pikul dengan berat sambil belajar
setelah hafal bisa kau keluarkan
biar ringan bebanmu
kata teman saya malam ini
dia orang baik
walau jauh dari bijak
hancurlah hidup pria
yang menyiakannya
kata saya malam ini
saya (pernah) jadi bangsat
setingkat dari bejat
terus menerus membuat saya ingat
sama saja membangun hikayat
kata abang saya dahulu kala
taruhlah ingatan di kantong terdepan
kau pikul dengan berat sambil belajar
setelah hafal bisa kau keluarkan
biar ringan bebanmu
Wednesday, January 17, 2007
pembersihan
mengidap penyakit yang lampau
membuat saya banyak maunya
letakkan sebaldi air di hadapan rumah
nyalakan lampu minyak senantiasa
jangan lupa debu suci dan garam
hari ini saya rayakan mimpi-mimpi
yang sudah usai sebelum dimulai
mengidap penyakit yang lampau
membuat saya banyak maunya
letakkan sebaldi air di hadapan rumah
nyalakan lampu minyak senantiasa
jangan lupa debu suci dan garam
hari ini saya rayakan mimpi-mimpi
yang sudah usai sebelum dimulai
Friday, January 12, 2007
bicara estetika
dua sahabat dan seorang kekasih
bersenda gurau di atas ayunan
yang disangga halaman rumput manila
menyiraminya agar mengkilat
dengan kata-kata yang melekat
sampai kini tak mau copot!
dua sahabat dan seorang kekasih
bersenda gurau di atas ayunan
yang disangga halaman rumput manila
menyiraminya agar mengkilat
dengan kata-kata yang melekat
sampai kini tak mau copot!
monolog basi
ada yang ingin kutanyakan
pada tiap dering telepon
yang kau biarkan berdendang
selalu tetap mengundang
ada yang ingin kusampaikan
makna-makna ganda
sekaligus turunan
seperti kelinci
dan lusinan anaknya
pada tiap sms
yang memenuhi inboxmu
tanpa pernah terbaca
ada yang ingin kutanyakan
pada tiap dering telepon
yang kau biarkan berdendang
selalu tetap mengundang
ada yang ingin kusampaikan
makna-makna ganda
sekaligus turunan
seperti kelinci
dan lusinan anaknya
pada tiap sms
yang memenuhi inboxmu
tanpa pernah terbaca
baju kaos abu-abu
baju kaosmu pucat warna
dengan deras air mata
di tiap potongan bahu
kupindahkan merah mentari
dengan api menari
menjilat baju kaosmu
habis sudah
tutup buku
mari kita belanja
baju kaosmu pucat warna
dengan deras air mata
di tiap potongan bahu
kupindahkan merah mentari
dengan api menari
menjilat baju kaosmu
habis sudah
tutup buku
mari kita belanja
Tuesday, January 09, 2007
Gelitik sebuah foto dan profil
Perempuanku,
tidak ada yang perlu diperdebatkan
cukup sudah dengan adu argumen
perang yang tak terlihat
debu tanpa asap yang membuat kalut
atau bahkan sebuah dongeng murahan
cerita kulit kayu pada pohon
menggelopak dan jatuh rentan
Perempuanku,
menyerahlah
pergilah entah
bangunlah harapmu
di tempat lain
Perempuanku,
tidak ada yang perlu diperdebatkan
cukup sudah dengan adu argumen
perang yang tak terlihat
debu tanpa asap yang membuat kalut
atau bahkan sebuah dongeng murahan
cerita kulit kayu pada pohon
menggelopak dan jatuh rentan
Perempuanku,
menyerahlah
pergilah entah
bangunlah harapmu
di tempat lain
Monday, January 08, 2007
aku ingin kita baik-baik saja
aku kembali berkaca
pada penanggalan
yang kupungut begitu saja
sepertinya ada kamu
tengah berlesatan disana
pada sendja yang entah
penanggalan masih terdiam
tidak tahu harus bicara apa
ataukah tebaran angka dan huruf
hanyalah sekotak ingatan
yang tersimpan
pada sendja yang entah
aku kembali berkaca
pada penanggalan
yang kupungut begitu saja
sepertinya ada kamu
tengah berlesatan disana
pada sendja yang entah
penanggalan masih terdiam
tidak tahu harus bicara apa
ataukah tebaran angka dan huruf
hanyalah sekotak ingatan
yang tersimpan
pada sendja yang entah
Sunday, January 07, 2007
telinga yang tak mau mendengar
mungkin di kelopak matamu
tak pernah ada bendera putih
kau menyulut mimpi buruk
secepat rokok kretek menyala
di ujung tarikan nafas
bersender pada bibir
tanpa gegap gempita
yang ingin kunamakan rasa
mungkin di kelopak matamu
tak pernah ada bendera putih
kau menyulut mimpi buruk
secepat rokok kretek menyala
di ujung tarikan nafas
bersender pada bibir
tanpa gegap gempita
yang ingin kunamakan rasa
pesan satu tidak pakai lama!
saya memesan kematian
di kilometer 14,8
tidak usah pakai lampin
saya juga sedang malas bercermin
jangan sampai salah catat
di kilometer 14,8
hapus saja seraut wajah pucat
dengan guyuran air mata lebat
sekali ini tanpa peti mati
dan juga antipati
sudah kubilang saya mau cepat mati
mungkin di pagi hari
saya memesan kematian
di kilometer 14,8
tidak usah pakai lampin
saya juga sedang malas bercermin
jangan sampai salah catat
di kilometer 14,8
hapus saja seraut wajah pucat
dengan guyuran air mata lebat
sekali ini tanpa peti mati
dan juga antipati
sudah kubilang saya mau cepat mati
mungkin di pagi hari
Friday, January 05, 2007
Kompas yang Hilang
saatnya membuang kalender lama
untuk dijadikan lap pembersih kaca
atau bungkus pembalut
tahun sudah berganti
entah dengan agenda kali ini
apakah tuhan juga perlu diganti
saatnya membuang kalender lama
untuk dijadikan lap pembersih kaca
atau bungkus pembalut
tahun sudah berganti
entah dengan agenda kali ini
apakah tuhan juga perlu diganti
Badai mu (di tepi pantai)
tertawakan aku dan dunia hari ini
karna tak mudah larut dalam api mu
hancur dalam airmata mu
tertawakan aku dan dunia hari ini
karna tak mudah larut dalam api mu
hancur dalam airmata mu
Thursday, January 04, 2007
tiket yang hilang
ingin kubeli seribu tanda tanya
tentang kereta yang tak pernah hinggap di stasiun mu
ataukah sebuah untaian gelisah yang mengendap
beriringan dengan langkah kakimu
yang mulai meninggalkanku
ingin kubeli seribu tanda tanya
tentang kereta yang tak pernah hinggap di stasiun mu
ataukah sebuah untaian gelisah yang mengendap
beriringan dengan langkah kakimu
yang mulai meninggalkanku
PULANG
selalu kuselipkan bunga rumput
di balik mawar merah putih kesukaanmu
agar kau tak lupa menjemput
ingatan tentang kampung halaman
yang selalu jujur padamu
tak sekalipun mengisi cerita dengan bualan
selalu kuselipkan bunga rumput
di balik mawar merah putih kesukaanmu
agar kau tak lupa menjemput
ingatan tentang kampung halaman
yang selalu jujur padamu
tak sekalipun mengisi cerita dengan bualan
senyuman yang bertambah manis
jerawat merah
di tepi atas bibirmu
membuatku bertanya-tanya
adakah tawon salah mengiramu
terpesona dengan bau harum
dan reguk manismu?
jerawat merah
di tepi atas bibirmu
membuatku bertanya-tanya
adakah tawon salah mengiramu
terpesona dengan bau harum
dan reguk manismu?
Subscribe to:
Posts (Atom)